Menag dan Dubes Sudan Membahas Kerja Sama Dalam Bidang Pendidikan dengan Berkolaborasi Antar Dua Negara

Photo Author
- Jumat, 13 Desember 2024 | 20:19 WIB
Menag menyambut kedatangan Dubes Sudan untuk menawarkan kerjasama dalam bidang pendidikan kepada Indonesia (Foto: GENMUSLIM.id/dok: Instagram @kemenag_ri)
Menag menyambut kedatangan Dubes Sudan untuk menawarkan kerjasama dalam bidang pendidikan kepada Indonesia (Foto: GENMUSLIM.id/dok: Instagram @kemenag_ri)

Hadir bertemu Presiden pada waktu itu, Menteri Agama RI, Prof. Dr. Said Aqil al Munawar, Dirjen Pendidikan Islam, Dr. Husni Rakhiem, dan Prof., Dr. Imam Suprayogo sebagai Rektor Universitas Islam Indonesia Sudan, dan beberapa staf, baik dari Kementerian Agama maupun dari Universitas Islam Indonesia Sudan yang pada waktu itu baru saja diresmikan.

Setelah diberikan penjelasan terkait adanya peraturan yang tidak memungkinkan bagi Indonesia membangun perguruan tinggi oleh dua negara, Presiden Sudan dapat memahami.

Namun tak berhenti disitu saja, tali kerja sama antara Indonesia dan Sudan kembali terjalin di tahun ini.

Di bawah kepemimpinan Menteri Agama Nasaruddin Umar yang menerima audiensi Duta Besar Sudan untuk Indonesia, Yassir Mohamed Ali Mohamed, di Ruang VIP Masjid Istiqlal, Jakarta Pusat.

Pertemuan tersebut berisi Dubes Sudan yang hendak menawarkan Kolaborasi yang akan berlangsung antara Indonesia dan juga Sudan.

Baca Juga: Beginilah Cara KEMENAG Untuk Akselerasi PPG dan Tingkatkan Kesejahteraan Bagi Guru Madrasah, PENASARAN?

Dalam pertemuan tersebut, Dubes Sudan menawarkan beberapa bentuk kolaborasi, termasuk pengiriman mahasiswa Indonesia ke Sudan, serta pemberian akses kepada dosen-dosen Sudan untuk mengajar di pondok pesantren dan universitas di Indonesia.

Dikutip GENMUSLIM dari halaman website kemenag.gi.id pada Jumat 13 Desember 2024 Menteri Agama mengungkapkan,

“Kami berharap kerjasama ini berjalan baik, tetapi kami juga perlu memastikan bagaimana keamanan mahasiswa kami di Sudan,” ujar Menag Nasaruddin.

Menag juga menjelaskan bahwa Indonesia sendiri memiliki ribuan pondok pesantren yang masih memerlukan tenaga pengajar dalam bahasa Arab.

“Kami membutuhkan dukungan pengajar dari Sudan untuk mendukung pengembangan pendidikan Islam di Indonesia, termasuk dalam mendalami ilmu agama dan bahasa Arab,” tambahnya.

Dubes Yassir memastikan bahwa pemerintah Sudan terus berupaya meningkatkan stabilitas.

“Situasi di Sudan, insya Allah, akan membaik. Kami menyambut mahasiswa dan dosen Indonesia untuk datang belajar dan mengajar di Sudan,” ucapnya.

“Indonesia dan Sudan memiliki sejarah hubungan yang kuat, termasuk kontribusi ulama dari Sudan yang telah berdakwah di Indonesia lebih dari seabad yang lalu,” pungkasnya. ***

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Muhammad Reza Nurcholis, S.Si

Sumber: Kemenag go.id

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Terpopuler

X