Curhat Ibu di Aceh Tamiang: 12 Hari Bertahan Hidup, Bayi 10 Bulan Terpaksa Makan Mi Instan Setiap Har

Photo Author
- Minggu, 21 Desember 2025 | 21:08 WIB
Tangkapan layar saat seorang ibu korban banjir di Aceh Tamiang terpaksa memberi mi instan anaknya selama 12 hari berturut-turut karena bahan makanan yang terbatas (Foto: GENMUSLIM.id/dok: TikTok @rindumajalina)
Tangkapan layar saat seorang ibu korban banjir di Aceh Tamiang terpaksa memberi mi instan anaknya selama 12 hari berturut-turut karena bahan makanan yang terbatas (Foto: GENMUSLIM.id/dok: TikTok @rindumajalina)

GENMUSLIM.id - Di tengah peristiwa banjir yang telah terjadi di Aceh Tamiang, sebuah potret kemanusiaan yang menyayat hati muncul ke permukaan.

Seorang ibu membagikan kisah perjuangan keluarganya yang harus bertahan hidup di tengah keterbatasan akses pangan yang layak bagi anak-anak mereka yang masih balita.

Melalui unggahan di akun TikTok pribadinya @rindumajalina yang dikutip pada Sabtu, 20 Desember 2025, warga terdampak banjir tersebut mengungkap kenyataan pahit yang harus ia jalani.

Demi mengganjal perut anak-anaknya, ia terpaksa memberikan asupan pangan yang jauh dari kata ideal untuk usia pertumbuhan.

Baca Juga: Kilau di Balik Duka: Warga Aceh Temukan Diduga Butiran Emas di Sisa Lumpur Banjir

Kondisi darurat yang telah berlangsung selama lebih dari satu pekan membuat stok makanan bergizi kian menipis atau sulit didapat.

Dampaknya, seorang bayi yang baru menginjak usia 10 bulan terpaksa ikut mengonsumsi makanan instan.

"Bayi 10 bulan makan mi instan selama 11 hari," tulis akun @rindumajalina dalam keterangan videonya.

Bagi banyak orang, mi instan mungkin hanya makanan selingan, tetapi bagi warga yang terisolasi banjir di Aceh Tamiang ini, mi instan menjadi satu-satunya penyambung nyawa yang tersedia selama 12 hari berturut-turut.

Baca Juga: Akhir Pencarian 15 Hari: Wanita di Tapanuli Tengah Akhirnya Temukan Jasad Orang Tua di Bawah Material Longsor

Tidak ada pilihan lain yang tersedia bagi sang ibu selain memberikan apa yang ada agar anak-anaknya tidak kelaparan.

Di balik unggahan tersebut, tersirat kekhawatiran yang mendalam mengenai kesehatan sang buah hati akibat pola makan darurat ini.

Hingga kini, warga hanya bisa menunggu kapan air akan benar-benar surut dan bantuan pangan bergizi, terutama untuk balita, bisa tersalurkan secara merata.

"Entah sampai kapan, sehat-sehat anakku," pungkasnya dalam kalimat penutup yang penuh harapan.***

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Muhammad Reza Nurcholis, S.Si

Sumber: TikTok @rindumajalina

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Terpopuler

X