Dalam satu tahun pertama, hasilnya cukup menjanjikan. Dengan biaya operasional sekitar Rp3,94 miliar, pendapatan yang diraih mencapai Rp8,4 miliar, menghasilkan keuntungan bersih Rp4,46 miliar.
Tak hanya itu, petani yang terlibat diproyeksikan memperoleh penghasilan hingga Rp10 juta per bulan.
Generasi Muda Jadi Kunci
Salah satu keunikan program ini adalah keterlibatan 15 petani milenial di setiap brigade. Para petani muda ini mendapatkan berbagai fasilitas, seperti pelatihan intensif, akses ke alat modern, benih unggul, pupuk, pestisida, hingga infrastruktur tata air.
Program ini juga membuka peluang kerja untuk semua kalangan, mulai dari lulusan SD hingga perguruan tinggi.
Pendekatan Berbasis Komunitas
Brigade Pangan dirancang untuk memberdayakan petani lokal. Melalui musyawarah desa, kelompok administrasi dibentuk dan didaftarkan ke Dinas Pertanian untuk mendapatkan pengakuan resmi.
Selain itu, program ini bekerja sama dengan kelembagaan petani setempat untuk memastikan integrasi dari hulu ke hilir.
Dukungan pemerintah berupa subsidi alat dan bahan pertanian juga menjadi bagian penting dari keberhasilan program ini.
Baca Juga: Solusi Energi Bersih: Biomassa Limbah Jagung untuk Menunjang Swasembada Berkelanjutan Indonesia
Menuju Swasembada Pangan yang Berkelanjutan
Lebih dari sekadar program peningkatan produksi pangan, Brigade Pangan menciptakan ekosistem agribisnis modern yang melibatkan teknologi dan inovasi.
Dengan kombinasi antara semangat generasi muda dan dukungan penuh pemerintah, program ini menjadi langkah strategis menuju swasembada pangan yang berkelanjutan.
Indonesia kini berada di jalur yang tepat untuk memastikan ketahanan pangan, memberdayakan petani, dan membuka peluang bagi generasi muda untuk terjun ke dunia pertanian yang lebih modern dan menjanjikan.