Syafruddin Prawiranegara: Pemuda Banten Minangkabau Penyelamat RI, Merayakan Hari Ayah Nasional 2023

Photo Author
- Rabu, 8 November 2023 | 06:45 WIB
Ilustrasi Syafruddin Prawiranegara dan Hari Ayah Nasional 2023 ((Foto: GENMUSLIM.id/dok: Wikipedia))
Ilustrasi Syafruddin Prawiranegara dan Hari Ayah Nasional 2023 ((Foto: GENMUSLIM.id/dok: Wikipedia))

GENMUSLIM.id - Sosok yang akan kita temui kali ini adalah tokoh penting era perjuangan mempertahankan kemerdekaan, peran beliau memastikan bahwa Indonesia tetap eksis apapun yang terjadi, bapak bangsa suri tauladan di Hari Ayah Nasional 2023.

Motivator di Hari Ayah Nasional 2023 yaitu Syafruddin Prawiranegara adalah Ketua Pemerintahan Darurat Republik Indonesia-PDRI yang berlokasi di Bukit Tinggi, Sumatera Barat.

PDRI inilah yang meneruskan kendali pemerintahan Republik Indonesia setelah para pimpinan negara ditangkap oleh Belanda dalam Agresi militer II, kisah juangnya patut kita jadikan pelajaran di Hari Ayah Nasional 2023.

Maka di Hari Ayah Nasional 2023 yang diberkahi ini, kita patut mencontoh dan memberikan penghargaan sebesar-besarnya kepada beliau.

Baca Juga: KH Zainal Mustofa, Ulama dari Sukamanah: Teguh Hingga Akhir, Sebuah Nilai di Hari Ayah Nasional 2023

Atas izin Allah SWT, melalui guru bangsa ini, kita masih menikmati keberadaan Indonesia.

Profil Singkat Syafruddin Prawiranegara

Syafruddin Prawiranegara berasal dari Banten, namun dalam dirinya mengalir darah campuran Sunda Banten dengan Minangkabau.

Syafruddin Prawiranegara lahir di Anyer Kidul, Serang, Banten, pada tanggal 28 Februari 1911. di masa kecilnya akrab dengan panggilan "Kuding".

Darah Sunda Banten dalam dirinya berasal dari sang ayah, sedangkan darah Minangkabau berasal dari sang ibu.

Ayahnya bernama Raden Arsyad Prawiraatmadja, seorang jaksa di Serang yang kemudian menjadi camat di Jawa Timur.

Baca Juga: Teungku Chik Di Tiro, Ulama Ksatria: Dari Pidie Hingga Aneuk Galong, Figur Agung di Hari Ayah Nasional 2023

Dari pihak ibu, Syafruddin Prawiranegara masih keturunan dari Raja Pagaruyung yaitu Sutan Alam Intan.

Sutan Alam Intan dibuang Belanda ke Banten karena terlibat dalam Perang Padri.

Syafruddin muda menempuh pendidikan dasar di ELS pada tahun 1925, kemudian melanjutkan pendidikan ke MULO di Madiun pada tahun 1928, dan pada tahun 1931 beliau melanjutkan pendidikan ke AMS di Bandung.

Pendidikan tingginya ditempuh di Rechtshoogesschool atau Sekolah Tinggi Hukum di Jakarta pada tahun 1939.

Menuju Kampung Halaman: Bukit Tinggi dan PDRI

Pada pertengahan Desember 1948, Belanda melancarkan Agresi Militer II.

Baca Juga: Putusan MKMK Dapat Menjadi Sebuah Kunci untuk Mengembalikan Wibawa Mahkamah Konstitusi Di Mata Publik!

Dalam agresi itu, semua pejabat penting pemerintah Indonesia termasuk Soekarno dan Hatta ditangkap dan diasingkan ke Bangka.

Syafruddin yang mendengar kabar tersebut, langsung bergerak sesuai mandat yang diberikan yaitu membentuk Pemerintahan Darurat Republik Indonesia (PDRI).

Dalam struktur PDRI, Syafruddin menjabat sebagai Ketua, merangkap Menteri Pertahanan, Penerangan, dan Luar Negeri.

Syafruddin lebih memilih gelar “Ketua” karena merasa kurang yakin atas mandatnya untuk menggunakan gelar “Presiden”.

Adanya PDRI di bawah komando Syafruddin memungkinkan Indonesia memiliki pemerintahan terpusat yang menyatukan semua faksi perjuangan.

Baca Juga: Tips Parenting: Berikut Cara Membuat Anak Kembali Semangat Berangkat Sekolah, Usai Nikmati Liburan Panjang

PDRI juga memberikan arahan terhadap para diplomat Indonesia di luar negeri, termasuk di PBB.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Zaiyana Nur Ashfiya

Sumber: Berbagai Sumber

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X