GENMUSLIM.id – Pulau Rempang, yang terletak di perairan Indonesia yang indah, memiliki sejarah yang kaya dan beragam.
Namun, kini pulau Rempang seiring berjalannya waktu, tanah yang dulunya bertuan menjadi saksi perseteruan yang tak kunjung usai dan kekerasan yang melibatkan aparat keamanan dalam rangka memperoleh investasi.
Cerita ini disampaikan dalam catatan Hj Azlaini Agus, yang mengungkapkan bagaimana Pulau Rempang, yang dulu dipenuhi kedamaian dan kemakmuran, berubah menjadi pusat ketegangan.
Dalam Artikel ini akan membahas catatan yang mengungkap sejarah dan perubahan dramatis yang terjadi di Pulau Rempang.
Dari tanah yang dulunya bertuan hingga konflik yang sedang berlangsung, kita akan mengeksplorasi bagaimana investasi telah memainkan peran penting dalam mengubah nasib pulau ini.
Mari kita lihat bagaimana Pulau Rempang, yang merupakan bagian berharga dari warisan Indonesia, telah bertransformasi menjadi medan konflik yang menyedihkan, dan apa yang mungkin diharapkan di masa depan.
Hari ini jumlah penduduk Pulau Rempang diperkirakan 5.000 Jiwa ( tidak termasuk Galang dan Bulang), bermata-pencaharian pada umumnya sebagai nelayan dan berdagang", Ungkap Hj Azlaini Agus, Tokoh Masyarakat Melayu Riau Dikutip GENMUSLIM dari tvonenews.com (16/9/2023).
Pada tahun 2004, Pulau Rempang menjadi sorotan saat ditandatanganinya MOU antara Walikota Batam, Nyat Kadir, dan investor dari Group Artha Graha, yaitu PT MEG. MOU.
Penandatanganan MOU ini awalnya menjadi tanda dimulainya perjalanan investasi yang diharapkan akan memberikan berbagai manfaat bagi Pulau Rempang dan masyarakatnya.
Namun, kenyataannya, selama 19 tahun, lahan yang diberikan kepada investor tersebut dibiarkan terlantar dan tidak digarap.
Pada saat yang sama, sejumlah individu dari luar Pulau Rempang mulai membuka berbagai usaha, seperti ternak babi, ternak ayam, dan kebun.