Saat anak bermasalah di sekolah, mungkin Bunda merasa campur aduk—marah, kecewa, bahkan malu.
Tapi ingat, ini bukan tentang Bunda atau Ayah, ini tentang anak.
Emosi pribadi sebaiknya dikesampingkan dulu. Jangan biarkan perasaan itu mengaburkan tujuan utama, yaitu membantu anak untuk memperbaiki diri.
Kadang, kita cenderung melihat perilaku buruk anak sebagai ancaman terhadap reputasi keluarga, atau merasa bahwa ini cermin dari kegagalan kita sebagai orang tua.
Padahal, yang dibutuhkan anak saat ini bukanlah orang tua yang merasa malu atau marah, tapi orang tua yang siap mendukung dan memahami.
Jadi, tetaplah tenang, dan fokuslah pada bagaimana cara membantu anak, bukan pada bagaimana hal ini mempengaruhi perasaan kita sebagai orang tua.
4. Bersikap Tenang dan Pecahkan Masalah Bersama Anak
Ketika menghadapi perilaku buruk anak di sekolah, Bunda jangan meledak-ledak. Ya, memang gampang ngomongnya, tapi kita harus coba.
Anak-anak biasanya lebih terbuka dan mau bekerja sama jika mereka merasa bahwa orang tua mereka bisa menangani situasi dengan tenang dan penuh pengertian.
Jangan jadikan ini ajang untuk menghukum atau memarahi anak, tapi lebih ke arah membimbing mereka.
Libatkan anak dalam proses penyelesaian masalah. Tanyakan pada mereka, "Menurut kamu, apa yang bisa kita lakukan supaya hal ini nggak terulang?" atau "Apa yang bisa kamu perbaiki dari perilakumu?"
Dengan melibatkan anak, mereka merasa dihargai dan diberi tanggung jawab untuk memperbaiki diri. Ini akan membangun rasa kepercayaan dan meningkatkan kemauan mereka untuk berubah.
Baca Juga: Misi Besar Parenting yang Sering Diabaikan Orang Tua Yaitu Menjadikan Anak Sebagai Hamba Allah
5. Berikan Anak Ruang untuk Mengekspresikan Perasaannya
Setiap anak memiliki caranya sendiri untuk mengekspresikan emosi, dan seringkali mereka kesulitan melakukannya dengan baik, terutama di sekolah yang penuh tekanan.