Jangan hanya bergantung pada laporan dari guru atau sekolah, karena mungkin ada sisi cerita yang hanya anak yang bisa sampaikan.
Bunda harus selalu tanya pada anak, "Apa yang sebenarnya terjadi? Bagaimana perasaan kamu tentang hal itu?" Jangan buru-buru menarik kesimpulan atau langsung marah tanpa mendengar versi anak.
Terkadang, masalahnya jauh lebih kompleks dari apa yang terlihat di permukaan, dan bisa jadi anak hanya butuh didengar untuk merasa lebih baik.
Ini juga kesempatan bagi Bunda untuk memahami lebih dalam dan menemukan cara penanganan yang tepat.
2. Kerja Sama dengan Pihak Sekolah untuk Solusi Lebih Efektif
Sekolah adalah tempat di mana anak-anak menghabiskan sebagian besar waktunya.
Jadi, masuk akal jika Bunda juga bekerja sama dengan guru atau konselor di sekolah untuk memantau perkembangan anak.
Ini bisa dalam bentuk pertemuan rutin, atau bahkan sesederhana cek-in singkat lewat telepon atau email.
Komunikasi yang baik dengan pihak sekolah akan membuat Bunda lebih memahami lingkungan sosial anak.
Baca Juga: Ayah Bunda Wajib Tahu! Parenting yang Berkah Dimulai dengan Orang Tua yang Membersihkan Jiwa
Pihak sekolah seringkali memiliki informasi penting yang Bunda mungkin belum tahu.
Mereka bisa memberi gambaran tentang bagaimana anak berinteraksi dengan teman-temannya, bagaimana perilakunya di kelas, dan apa saja yang mungkin memicu masalah.
Dengan begitu, Bunda dan guru bisa bekerja sama menemukan solusi yang tepat.
Sekali lagi, ini bukan soal mengintai anak sepanjang waktu, tapi lebih ke arah memastikan anak berada dalam lingkungan yang mendukung.
3. Singkirkan Prasangka, Fokus pada Kebutuhan Anak