Bilal pun segera menyiapkan perjalanan ke Madinah, untuk ziarah kepada Nabi SAW karena sudah sekian tahun lamanya dia meninggalkan Nabi SAW.
Setibanya ia di Madinah, tangisnya pun pecah karena rasa rindunya kepada baginda Nabi Muhammad SAW.
Ketika itu, dua pemuda yang telah beranjak dewasa mendekatinya. Mereka ialah cucu kesayangan Nabi Muhammad SAW, Hasan dan Husein. Putra dari Syaidah Fathimah RA.
Bilal yang sudah beranjak tua dengan linangan air mata segera memeluk kedua cucu Rasulullah SAW tersebut.
Salah satu dari keduanya kemudian berkata, “Wahai Paman, maukah engkau sekali saja mengumandangkan adzan untuk kami? Kamu ingin mengenang kakek kami (Rasulullah).”
Saat itu, Umar bin Khattab yang telah menjadi Khalifah melihat pemandagan mengharukan itu. Umar bin Khattab memohon Bilal untuk mengumandangkan adzan, meski sekali saja.
Bilal pun memenuhi perminataan itu. Saat waktu sholat tiba, Bilal mengumandangkan adzan. Saat adzan berkumandang, mendadak seluruh Kota Madinah senyap dan segala aktivitas terhenti.
Baca Juga: 4 Hewan yang Berjasa Membantu Nabi Muhammad SAW Semasa Hidupnya, No 4 Paling Out of The Box!
Seluruh isi Kota Madinah berlari menuju arah suara itu sembari berteriak, bahkan para gadis dalam pingitan mereka pun keluar.
Saat Bilal mengumandangkan “Asyhadu anna Muhammadan Rasulullah” Madinah pecah oleh tangisan dan ratapan yang sangat memilukan.
Semua menangis, teringat masa-masa indah bersama Nabi Muhammad SAW, bahkan Umar bin Khattab menangis paling keras. Bilal sendiri sampai tak sanggup meneruskan adzannya, lindahnya seakan tercekat oleh air mata yang berderai.
Adzan yang tak bisa dirampungkan itu merupakan adzan pertama dan terakhir Bilal bin Rabah setelah Nabi Muhammad SAW wafat. ***