GENMUSLIM.id – Dalam menjaga kesempurnaan shalat berjamaah, terdapat sejumlah adab dan ketentuan yang harus diperhatikan. Salah satu di antaranya adalah dilarang shalat diantara tiang masjid.
Dilansir GENMUSLIM dari YouTube Yufid.TV pada Rabu 21 Agustus 2024, ada sebuah hadits Nabi yang diriwayatkan oleh Ibnu Hibban terkait masalah ini.
Dari Muawiyah bin Qurrah, dari ayahnya yang menyatakan, "Dulu, pada zaman Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, kami dilarang membuat shaf di antara tiang-tiang dan kami jauhi tiang-tiang itu." (HR. Ibnu Hibban no. 2219, dihasankan Syaikh Syu’aib al-Arnauth)
Larangan ini mengandung hikmah yang sangat mendalam. Pertama, membuat shaf di antara tiang dapat mengganggu kesempurnaan shaf shalat.
Baca Juga: Jarang Diketahui Tuan Rumah, Begini Cara Memberi Izin Tamu Masuk Saat Sedang Shalat dalam Islam!
Shaf yang ideal adalah shaf yang lurus dan rapat, tanpa adanya celah atau pembatas. Adanya tiang di tengah shaf dapat memutus kesatuan shaf dan mengurangi kekompakan para jamaah dalam menjalankan ibadah.
Dari Ibnu Umar radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah bersabda, “Siapa yang menyambung shaf, Allah akan menyambungnya dan siapa yang memutus shaf, Allah Ta’ala akan memutusnya.” (HR. An-Nasa’i no. 827, dishahihkan Syaikh Al-Albani)
Kedua, tiang yang berada di tengah shaf dapat mengalihkan perhatian dan konsentrasi para jamaah.
Saat shalat, seorang muslim dituntut untuk fokus kepada Allah Ta’ala dan menjauhkan pikiran dari hal-hal yang dapat mengganggu kekhusyukan ibadah.
Adanya tiang di tengah shaf dapat menjadi penghalang pandangan atau menimbulkan rasa tidak nyaman sehingga mengganggu konsentrasi.
Kekhusyukan dan konsentrasi di dalam shalat sangatlah penting. Dulu Rasulullah pernah terganggu konsentrasi shalatnya ketika melihat gorden yang terpasang di dinding rumahnya.
Dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu, dia berkata, “Aisyah mempunyai gorden yang dipasang di dinding rumahnya.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pun menyuruh Aisyah radhiyallahu ‘anhuma: ‘Singkirkanlah gorden itu dari kita, karena lukisannya senantiasa membayangiku dalam shalat.” (HR. Bukhari no. 374)