Namun sayangnya mereka tidak pernah bersedia memindahkannya. Bagi mereka, memindahkan naskah-naskah kuno adalah sama artinya dengan memutus mata rantai tradisi yang telah berlangsung selama berabad-abad.
Hal itu merupakan alasan yang cukup kuat bagi mereka untuk menolak perubahan bagi beberapa orang yang tinggal di Syinqith.
Menjaga perpustakaan juga menjadi sumber pendapatan utama penduduk setempat dan juga sangat bangga karena merek percaya bahwa Syinqith adalah kota paling suci ketujuh di dalam dunia Islam.
Kendati klaim tersebut belum diakui di luar wilayah Afrika Barat pada tahun 1996. UNESCO menetapkan Syinqith sebagai situs warisan dunia meski terisolasi dan cukup sulit untuk dijangkau, kota ini menjadi situs wisata yang paling banyak dikunjungi di negeri ini.
Kebanyakan penduduk Syinqith dihuni oleh suku-suku yang berasal dari Arab di mana kebanyakan dari mereka bernasab kepada Syed Hasan dan Hussein yang merupakan putra dari Syed Ali bin Abi Talib.
Sebagian yang lain bernasab kepada sahabat Ansur, sisanya bernasab kepada Humair.
Sebagai kota yang memiliki tradisi menghafal Al-Quran terbaik di dunia, Syinqith sangat dihormati dan disegani oleh tokoh agama dari belahan dunia. selain karena kekayaan ilmu yang dimiliki.
Kota ini juga memili sistem pendidikan yang dikenal luar biasa dalam melahirkan para ulama yang diakui kredibilitas dan keilmuannya terutama dalam kaitannya dengan Al-Quran.
Dari kota Syinqith lahirlah metode menghafal Al-Quran yang disebut dengan metode Ansikiti yang telah banyak dipraktekan di berbagai negara Islam karena kebiasaan mereka dalam menuntut ilmu yang sangat luar biasa.
Jika ada seorang anak berumur 7 tahun belum menghafal Al-Quran itu akan sangat memalukan bagi kedua orang tuanya.
Tradisi menghafal Al-Quran di kota ini dimulai ketika seorang ibu yang sedang hamil. Sang ibu tersebut tidak akan membuang waktunya hanya untuk bersantai saja.
Akan tetapi sang ibu akan menghabiskan waktu ketika hamil tersebut dengan membaca hingga merasa lelah dan letih.
Ketika mereka berusia 7 tahun ke atas mereka akan pergi kepada masyaih atau guru untuk belajar agama. Kebanyakan mereka belajar dalam tenda-tenda di tengah gurun pasir yang panas hawanya.