Syinqith, Kota di Tengah Gurun Sahara penghasil Hafiz Al-Quran dan Memiliki Tradisi Belajar yang Luar Biasa

Photo Author
- Rabu, 24 Juli 2024 | 19:31 WIB
Kota Syinqith dengan salah satu Tradisi Menghafal Al-Quran Terbaik didunia (Foto: GENMUSLIM.id/dok: Youtube Lembaran Dunia)
Kota Syinqith dengan salah satu Tradisi Menghafal Al-Quran Terbaik didunia (Foto: GENMUSLIM.id/dok: Youtube Lembaran Dunia)

Bangunan utama yang tampak mencolok di kota ini adalah masjid Jami Syinqith yang menampilkan menara persegi.

Masjid ini dibangun pada abad ke-13 yang diyakini sebagai menara tertua kedua yang terus digunakan di seluruh dunia. Bahkan, karena perstiwa ala mini, masjid ini juga hampir tenggelam karena pasir.

Namun di tengah cekaman alam yang keras itu, tradisi menghafal Al-Quran terbaik di dunia dilahirkan. Sampai sekarang Syinqith terkena akan kekuatan ingatannya, kemampuan dan kecepatan menghafalnya.

Para Ulama mengatakan, kaum Syinqith hanya mengagap ilmu itu adalah suatu yang ada di dada dan dapat diingatkan.

Kota ini didirikan pada abad ke-8. selama abad pertengahan, terdapat ribuan unta yang memasuki kota ini setiap hari membawa sumber daya emas, perak, serta kain wool yang berharga.

Baca Juga: Yuk! Mengenal Lebih Jauh Msyarakat Arab Badui, Belahan Gurun Lain yang Jauh Dari Hiruk Pikuk Kota

Selama berabad-abad, kota ini menjadi tempat berkumpulnya peziarah dari maghrib dalam perjalanan menuju Makkah.

Kota ini ramai dikunjungi peziarah  mencapai sekitar 20 ribu orang, kini hanya ribuan orang yang tinggal di sini dan bisa bertahan dalam kondisi terancam oleh pengurunan yang meluas.

Kota ini dikenal sebagai kota suci tersendiri terutama bagi para peziarah yang tidak dapat melakukan perjalanan panjang ke semenanjung haram.

Kebanyakan peziarah yang singgah di kota ini pada gilirannya membentuk sebuah tradisi keilmuan dan menjadikannya sebagai pusat studi agama Islam di Afrika Barat.

Tempat berdirinya sekolah-sekolah yang mengajarkan retorika hukum astronomi, matematika, dan kedokteran.

Kota ini pernah terkenal sebagai tempat berkumpulnya para sarjana hebat dan sebagai tempat untuk mendiskusikan poin-poin yang lebih baik dari hukum Islam.

Pada masa kejayaannya, antara abad ke-11 hingga abad ke-13, Syinqith memiliki 24 perpustakaan yang menampung ribuan manuskrip berbahasa Arab, naskah-naskah teologi, hukum fisafat, sahir, dan lain sebagainya.

Namun demikian, karena kondisinya yang mengkhawatirkan, saat ini hanya tersisa 5 perpustakaan yang tetap beroperasi dan menampung sekitar 1.300 manuskrip berbahasa Arab.

Kondisi Syinqith yang terus memburuk membuat banyak konservasialis khawatir akan nasib naskah-naskah tersebut. Mereka membujuk para pustakawan untuk memindahkan buku-buku tersebut ke tempat lain yang lebih aman.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Devy Kumalasari

Sumber: YouTube Lembaran Dunia

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Terpopuler

X