Nabi Khidir menjawab: “Bukankah sudah aku katakan bahwa engkau sungguh tidak akan sabar bersamaku?”
Nabi Musa berkata: “Jika setelah ini aku bertanya lagi kepadamu, jangan kau izinkan aku lagi mengikutimu. Sungguh, kau cukup memberiku uzur.”
Perjalanan mereka sampai di sebuah negeri, Nabi Khidir berulah kembali dengan memperbaiki dinding rumah yang rusak.
Nabi Musa berkata: “Jika engkau mau, maka kau dapat mengambil upah karena perbuatanmu itu.”
Nabi Khidir berkata: “Inilah perpisahanku deanganmu.” Karena, Nabi Musa bertanya untuk ketiga kalinya kepada Nabi Khidir.
Baca Juga: Seleb Kondang Fuji Tuai Hinaan Aura Maghrib, Ini Peringatan Keras Kadam Sidik buat Para Netizen!
Sebelum berpisah Nabi Khidir menjelaskan atas apa yang telah diperbuatnya.
“Aku akan memberitahu tujuan perbuatan yang sudah aku lakukan di sepanjang perjalanan tadi. Maksudku merusak perahu, karena perahu itu milik orang miskin yang bekerja di laut. Perahu itu akan diambil paksa oleh sang raja lalim. Raja manapun tidak akan mengambil perahu yang sudah dalam keadaan rusak. Dengan begitu, perahu itu akan tetap menjadi pemilik si miskin.”
“Anak yang aku bunuh tadi, ketahuilah kalau orang tuanya seorang mukmin. Aku sangat khawatir kelak anak itu akan mendorong orang tuanya pada kesesatan dan kekafiran. Dan aku pun menghendaki supaya Allah mengganti kedua orang tuanya dengan anak lain yang lebih baik, suci, dan sayang kepada ibu dan bapaknya.”
“Lantas yang terakhir, dinding rumah tadi aku betulkan karena pemilik rumah itu anak yatim. Di bawahnya tersimpan harta benda simpanan sang ayah untuk keduanya. Ayahnya sangat shalih. Allah menginginkan agar anak yatim itu kelak akan menggunakan harta simpanan ayahnya.”
“Tidaklah aku melakukannya menurut kemauanku sendiri.”
Mendengar penjelasan tersebut, terjawab semua kebingungan Nabi Musa. Nabi Musa kagum dengan Nabi Khidir yang memiliki pengetahuan yang sangat luas darinya.***