GENMUSLIM.id - Penelitian membuktikan bahwa parenting keluarga di Indonesia cenderung menuntut anak-anak untuk bersaing, berkompetisi, dan mandiri dengan motif ingin 'menumpang' kebanggaan kepada anak.
Ini dibuktikan oleh Puspitasari dkk. tahun 2020 dalam jurnal penelitian Sociological Demography Press: A Review Study menunjukkan bahwa bahwa parenting keluarga di Indonesia cenderung bersifat menuntut anak untuk bersaing, berkompetisi, dan mandiri.
Namun, 'menuntut anak' dalam hal ini sebenarnya merupakan motif untuk memenuhi kebutuhan keluarga demi 'menumpang kebanggaan' kepada anak.
Baik itu kebanggaan atas pencapaian diri keluarga dalam keberhasilan mendidik anak, maupun sekedar 'menumpang kebanggaan' dihadapan orang lain, tetangga misalnya.
Baca Juga: Miris! Begini Motif di Balik Aksi Senior yang Lakukan Penganiayaan Taruna STIP hingga Meninggal
Motif ini bisa menanamkan konstruk berpikir untuk 'balas budi' dalam bentuk yg lebih luas lagi hingga ke permasalahan balas budi atas biaya hidup hingga sekolah yang telah orangtua tanggung semasa hidup anak.
Tak heran, di lingkungan kita bahkan masih sering ada jargon "banyak anak banyak rejeki". Ini juga dimulai dari adanya kepercayaan bahwa anak adalah investasi.
Hal ini bisa menyumbang membludaknya jumlah generasi sandwich di Indonesia lho!
Selain fakta bahwa keluarga di Indonesia memiliki parenting semacam itu, ada fakta lain yang mana Indonesia termasuk negara berkembang.
Di berbagai literatur banyak diungkapkan bahwa generasi sandwich memang sangat umum terjadi di suatu negara berkembang. Keduanya saling mendorong peningkatan generasi sandwich.
Baca Juga: Amalkan Doa Harian Ini Setelah Subuh, Dijamin Rezekimu Dilancarkan dan Dimudahkan oleh Allah
Menurut survey litbang kompas tahun 2022, Indonesia memiliki generasi sandwich sejumlah 67 persen dari 34 provinsi.
Artinya setiap 100 orang ada 44 orang yang menggantungkan hidupnya pada anggota keluarga yang produktif.
Bahkan 80 persen gaji generasi sandwich habis demi memenuhi kebutuhan keluarganya.