GENMUSLIM.id - Sebagaimana pesantren di Jawa, lembaga pendidikan Islam di Aceh yang dinamakan Dayah ini juga memainkan peranan yang penting dalam proses Islamisasi di pedesaan Aceh.
Fenomena Dayah dalam pengajaran Islam di Aceh mempunyai kontribusi yang sangat besar.
Hal tersebut disebabkan ketika Islam sudah mapan di kota-kota maupun di pusat-pusat kesultanan Aceh, Dayah dengan segala tantangan yang dihadapi ternyata efektif dalam membentuk masyarakat Muslim pedesaan yang taat.
Sebagaimana ditulis oleh Hasbi Amiruddin, sebuah tesis di Universitas McGill Kanada, yang berjudul The Response of Ulama Dayah to the Modernization Islamic Law in Aceh, ulama dayah dengan penuh kesabaran dan ketulusan mengajarkan Islam kepada penduduk pedesaan Aceh.
Secara perlahan membimbing masyarakat untuk mempraktekkan Islam dalam kehidupan sehari-hari.
Baca Juga: Khazanah Intelektual Islam, Biografi Sekilas Filsuf Muslim Al Kindi dan Pendapatnya Tentang Falsafah
Dalam kaitan inilah, Dayah Batu Karang, Dayah Tanoh Abe, dan Dayah Tiro adalah dayah-dayah yang paling terkenal di Aceh.
Meskipun kurang memberi catatan mendalam mengenai dayah, orientalis papan atas yang merupakan kaki tangan Kolonial Belanda, Snouck Hurgronje, menyebut Dayah Batu Karang dan Dayah Tiro berkontribusi besar dalam perkembangan Islam di Aceh.
Ulama dari dua dayah ini menurut Snouck Hurgronje dikatakan, ‘di antara guru-guru yang paling dihormati di negeri itu, memberi kita ukuran yang bagus untuk mengetahui tingkat pengajaran Islam di Aceh.’
Snouck Hurgroje melanjutkan, ‘sementara itu, karya-karya keagamaan para ulama dayah tersebut diakui memiliki signifikansi dan nilai yang besar di luar batas-batas sempit tanah mereka.’
Adapun Dayah Tanoh Abe pada waktu itu dikenal mempunyai koleksi kitab ulama abad pertengahan yang begitu kaya akan pengetahuan Islam tradisional baik akidah, tasawuf, fiqh, ushul fiqh, tafsir, hadits, sejarah, dan lain sebagainya.
Menurut Snouck Hurgonje pula, dayah merupakan pusat pendidikan yang terorganisir dengan baik, yang mempunyai pengaruh sangat kuat hampir seluruh daerah di Aceh.
Ketika Snouck Hurgronje datang di Aceh pada akhir abad 19, dia menyaksikan sendiri bagaimana aktivitas pendidikan di dayah.