GENMUSLIM.id – Salah satu figur yang sangat memukau dalam konteks zuhud dan keteladanan adalah Abu Darda.
Abu Darda adalah seorang sahabat terpercaya Nabi Muhammad SAW yang dikenal karena sifat zuhud yang luar biasa.
Kita akan menyelami konsep zuhud yang dicontohkan oleh Abu Darda, serta bagaimana kita dapat mengambil pelajaran berharga dari kehidupannya untuk mengokohkan iman dan spiritualitas kita.
Mari kita eksplorasi lebih dalam tentang makna zuhud dan bagaimana Abu Darda mempraktikkannya sebagai bagian dari pengabdian pada Allah SWT.
Kisah ini mencerminkan contoh yang luar biasa tentang konsistensi dalam menjalani kehidupan yang sederhana.
Pada masa pemerintahan Khalifah Umar bin Khattab, hiduplah seorang sahabat Nabi Muhammad SAW yang sangat menginspirasi, yaitu Abu Darda. Abu Darda, yang memiliki nama lengkap Uwaimir bin Malik al-Khazraji, tinggal di wilayah Syam (Suriah) saat itu.
Sejak zaman Nabi Muhammad SAW, Abu Darda telah menjadi teladan dalam mengejar sikap zuhud, yakni ketidak kecenderungan terhadap harta dunia.
Namun, ini tidak berarti bahwa Abu Darda hidup dalam kemiskinan atau kekurangan. Bahkan, ketika ia tinggal di Madinah, ia adalah seorang pedagang yang sangat sukses. Namun, kekayaan materi tidak pernah membutakan dirinya.
Suatu hari, Khalifah Umar merasa ingin bersilaturahmi langsung dengan Abu Darda. Oleh karena itu, Khalifah Umar melakukan perjalanan dari Madinah ke Syam.
Khalifah Umar sangat penasaran dengan kehidupan Abu Darda saat itu. Beberapa berita yang ia terima mengindikasikan bahwa sahabat dari Suku Khazraj ini mungkin sedang menghadapi kesulitan finansial.
Pada suatu waktu, Khalifah Umar bahkan menawarkan jabatan gubernur kepada Abu Darda. Ia berpikir bahwa gaji yang diterima sebagai seorang gubernur mungkin akan membantu memenuhi kebutuhan sehari-hari Abu Darda. Namun, dengan tegas, Abu Darda menolak tawaran tersebut.