khazanah

Membaca Pemikiran dan Sikap Kritis Cendekiawan Islam Rasjidi Tentang Ideologi Komunisme (Part 2)

Jumat, 15 September 2023 | 10:10 WIB
Salah satu karya cendekiawan Islam Rasjidi, yang mempunyai pemikiran yang mencerahkan. (GENMUSLIM.id/ dok: istimewa)

GENMUSLIM.id-Umat Islam yang bertanya-tanya mengenai pemikiran sosialisme dan komunisme dalam pandangan Rasjidi sangat wajar, sebab mereka pernah hadir dan bergumul dalam sejarah dunia dan sejarah Indonesia sendiri.

Menurut cendekiawan Islam Rasjidi pula, di dalam konteks sejarah Indonesia, manifestasi pemikiran komunisme dan sosialisme pernah bercokol kuat di Indonesia, hal tersebut disebabkan tawaran yang diberikan oleh komunisme nampak menyentuh realitas empirik masyarakat Indonesia kala itu, yang terjajah dan tertindas oleh sistem kapitalisme yang berkolaborasi dengan kolonial Belanda, sehingga membuat rakyat Indonesia yang mayoritas tertindas merasa dibela dan diadvokasi oleh aktivis kiri.

Oleh sebab itu, masyarakat Indonesia yang mayoritas beragama Islam, sebagian tertarik mempelajari dan bergabung dengan gerakan kiri tersebut, dan bagi Rasjidi inilah salah satu tantangan bagi umat Islam di Indonesia pada masa pergerakan hingga orde lama di ranah   pemikiran dan praksis.

Baca Juga: Muslim Wajib Tahu: Ungkap Rahasia Keutamaan Sedekah Hari Jumat, Benarkah Hari Jumat adalah Hari Paling Baik?

Di dalam buku Dasar-dasar Ilmu Politik, Miriam Budiarjo mengatakan, karena sifatnya yang revolusioner serta berpihak pada kalangan tertindas, maka tak heran jika ideologi komunisme ini mendapat masa yang banyak dalam sejarahnya, sekalipun dalam tataran praksis seingkali juga terdapat paradoks, seperti upaya pembebasan manusia dari ketertindasan menuju penindasan lagi, seperti sejarah parati komunis di Kamboja yang membantai banyak rakyat Kamboja, yang menolak untuk melakukan kerja kolektif.

Namun, sebelum menampilkan di ranah praksisnya, akan lebih baik jika mengulas terlebih dahulu di ranah pemikiran dan teori-teorinya.

Menurut Rasjidi, di dalam bukunya yang berjudul Hari Depan Peradaban Manusia, Antara Sekularisme, Komunisme dan Islam mengatakan, bahwa ideologi yang disebut oleh Karl Marx sebagai sosialisme ilmiah ini menjangkarkan pada tiga aspek, di antaranya filsafat dialektika dari Hegel, lalu dimodifikasi oleh Karl Marx menjadi Dialektika Materialisme, dan dari pemikiran yang dinamakan dialektika materialisme tersebut muncul apa yang dinamakan sebagai materialisme historis.

Baca Juga: Part 1: 7 Rekomendasi Film Tema Balapan yang Cocok untuk Mengisi Akhir Pekan, Siap Memompa Adrenalin Kamu!

Sistem ekonomi, di antara bagian-bagian yang terpenting adalah gagasan tentang nilai itu terdapat dalam kerja, dan bahwa bagi ekonomi liberal, yang dinamakan keuntungan disebut nilai kelebihan (surplus value)

Tentang Tata Negara dan Revolusi, di mana didasarkan pada pemikiran dialektika materialis dan materialisme historis, bahwa revolusi didasarkan pada sebab-sebab determinisme ekonomi, dan masyarakat kapitalis ini akan direvolusi oleh kaum tertindas yang dipimpin oleh diktatur proletariat sehingga menjelma menjadi masyarakat sosialis yang tanpa kelas, yang menurut Rasjidi memang pemikiran dialektika nampak benar, tetapi anti-tesa dari masyarakat kapitalis menjelma menjadi masyarakat sosialis lewat revolusi memang terkesan penyederhanaan yang dipaksakan.

Selanjutnya, Rasjidi melanjutkan, bahwa tiga aspek tersebut memang menjadi landasan utama pemikiran yang disebut oleh Karl Marx sebagai ‘sosialisme ilmiah.’

Baca Juga: Part 2: 7 Rekomendasi Film Balap Mobil yang Cocok untuk Mengisi Waktu Luang, Siap Memompa Adrenalin Kamu!

Sekalipun nampak benar mengenai analisis dari Karl Marx, tapi ada beberapa poin yang tetap menjadi pertentangan dengan Islam, yakni materialisme itu sendiri.

Bukan berarti tidak mengatur masalah hal-hal yang sifatnya materialisme fisik, namun umat Islam mendasarkan pemikirannya pada keimanan atau kesadaran penuh terhadap hal-hal yang ghaib terlebih dahulu, lalu baru memanifestasikannya setelah pernyataan keimanan.***

Halaman:

Tags

Terkini