khazanah

Sejarah Pemikiran Islam, Ketika Imam Al Ghazali Mengkaji Filsafat Secara Mendalam, Sebuah Pengantar (Part 6)

Sabtu, 9 September 2023 | 15:05 WIB
Ilustrasi sosok Imam Al Ghazali, yang mempunyai pemikiran Islam mendalam dan mencerahkan (GENMUSLIM.id/dok; pixabay.com oleh Mostafa Meraji)
 
GENMUSLIM.id- Pemikiran para filsuf yang dikritik oleh Imam Al Ghazali lebih pada aspek argumen atau spekulasi mereka mengenai ketuhanan atau teologi yang sangat berseberangan dengan ajaran Islam, dengan bahasa yang gamblang, tuhannya para filsuf itu sebuah tuhan yang merakit alam semesta, terus istirahat.
 
Melihat argumentasi para filsuf mengenai konsep tuhan yang berseberangan dengan ajaran Islam, Imam Al Ghazali yang mempunyai analisis yang tajam, otak yang cerdas, serta ilmu agamanya yang kuat dan mendalam, terpanggil untuk melawan pemikiran para filsuf tersebut.
 
Bagi Imam Al Ghazali, pemikiran para filsuf mengenai masalah ketuhanan jelas berseberangan dengan ajran Islam, terlebih lagi mereka ini memakai baju atau tampilan sebagaimana umat Islam kebanyakan, sehingga juga membingungkan umat Islam yang awam juga.
 
Baca Juga: Bagaimana Seorang Muslim Dapat Memanfaatkan Waktu dan Tidak Melalaikannya? Begini Pesan Dari Imam Al Ghazali
 
Dilansir Genmuslim dalam buku Syafi’iyah Asy’ariyyah, Sejarah, Hubungan, dan Perkembangan di Dunia Islam Minggu, 9 September 2023 bahwa Ali Muhammad Ash Shallabi mengatakan, Imam Al Ghazali dalam kitabnya yang berjudul Tahafut Al Falasifah membuat daftar dua puluh masalah, sebagian besar tentang masalah teologi.
 
Setelah membuat daftar dua puluh masalah, Imam Al Ghazali menganggap kafir dalam tiga masalah, di antaranya;
 
Masalah bahwa alam semesta itu bersifat qadim, dan pendapat mereka bahwa semua benda di seluruh alam juga qadim.
 
Masalah yang dianggap kafir oleh Imam Al Ghazali ialah para filsuf meyakini bahwa pengetahuan Allah SWT tidak meliputi hal-hal detail yang terjadi pada sosok-sosok makhluk.
 
Baca Juga: Umat Islam Harus Tahu! Kisah Inspiratif Mengenai Biografi Ulama Besar Imam Al Ghazali, Sebuah Pengantar
 
Adapun masalah terakhir yang dikafirkan oleh beliau ialah pengingkaran mereka bahwa jasad itu akan dibangkitkan kembali dan dikumpulkan.
Imam Al Ghazali mengatakan, ketiga masalah ini, dari segi apapun, tidak sesuai dengan ajaran Islam.
 
Orang yang meyakininya berarti meyakini bahwa para nabi itu telah berdusta, sesungguhnya para filsuf itu bebas mengatakan apa saja yang ingin mereka katakan karena ada kepentingan untuk menundukkan dan memahamkan publik, ini jelas kekufuran yang tak seorang pun dari umat Islam yang meyakininya.
 
Adapun masalah logika deduktif atau logika aristotelian yang di dalam dunia pesantren dikenal ilmu mantiq, beliau menerima dan tidak mengkritiknya, sebab bagaimanapun juga meski akal kita ini terbatas, tapi juga perlu rumusan berpikir agar cara berpikir kita tidak kontradiksi, paradoks, dan tidak runtut.
 
Menurut Ali Muhammad Ash Shallabi, kitab Tahafut Al Falasifah yang dikarang Imam Al Ghazali ini mendudukkan filsafat atau akal kita dalam berislam dengan tepat dan tengah-tengah..
 
Misal, jika ada problem muamalah atau bungan sosial sesama Muslim, maka tetap diselesaikan dengan jalan syariat Islam tetapi juga dibutuhkan dialog yang menyehatkan, perlu adanya atur rasa dan atur akal juga.
 
Baca Juga: Sejarah Pemikiran Islam, Ketika Iman Al Ghazali Mengkaji Filsafat Secara Mendalam, Sebuah Pengantar (Part 3)
 
Namun, jika perkara yang dibicarakan masalah ketuhanan, kenabian, alam akhirat, alam kubur, sepenuhnya dari wahyu atau yang bisa disebut sebagai informasi awal, jangan akal manusia yang terbatas ini jadi hakim dan sumber ilmu yang mutlak.
 
Di dalam buku Kuasalitas; Hukum Alam Atau Hukum Tuhan, Membaca Pemikiran Religio Saintifik Imam Al Ghazali, Hamid Fahmi Zarkasyi mengatakan, pemikiran Imam Al Ghazali dalam menempatkan panca indra dan akal yang proposional ini bisa dijadikan worldview Islam dalam proyek islamisasi pengetahuan.
 
Di mana Imam Al Ghazali dalam pengamatan Hamid Fahmi Zarkasyi mampu membangun struktur pemikiran Islam yang hebat, realitas empiris dianalisis oleh akal sehat, dan dua instrumen yang dimiliki manusia ini dipandu atau dituntun oleh wahyu, sehingga di balik fenomena realitas empiri ini ada Tuhan yang menjadi Pelaku Utama dalam mengatur alam semesta beserta makhluk yang mendiaminya.
 
Sobat Genmuslim yang baik hatinya, ingin mendapat berita update setiap hari dari Genmuslim.id? Ayo gabung di Grup Telegram "GENMUSLIM NEWS", caranya klik link https://t.me/genmuslimnews, kemudian join. Langkah pertama install aplikasi Telegram di Ponsel.

Tags

Terkini