khazanah

Sejarah Westernisasi di Jantung Kekhalifahan Turki Utsmani, Salah Satu Periode yang Mengguncang (Part 2)

Minggu, 3 September 2023 | 08:00 WIB
Hagia Shopia salah satu bukti kejayaan Turki Utsmani (GENMUSLIM.id/dok; pixabay.com/fromsalih)

GENMUSLIM.id- Weternisasi menyebar di jantung Kekhalifahan Turki Utsmani diawali pada masa pemerintahan Sultan Salim III, di mana periode ini awal perubahan yang sangat radikal, dari sebuah peradaban yang memanifestasikan struktur pandangan dunia Islam perlahan-lahan meniru peradaban Eropa yang sekuler.

Turki Utsmani merupakan salah satu peradaban Islam yang pernah mengendalikan dunia, terutama era Sultan Muhammad Al Fatih, Sultan Sulaiman Al Qanuni, Sultan Salim II, dan setidaknya mempunyai wibawa di hadapan peradaban Barat ketika masa Sultan Abdul Hamid II, yang tegas menolak westernisasi, sekularisasi, maupun zionisme.

Westernisasi yang awalnya dianggap sebagai pemecah solusi di internal Turki Utsmani, justru di kemudian hari terlihat sebagai problem yang sangat serius, dan bahkan dalam pandangan Eugene Rogan menghancurkan eksistensi Turki Utsmani di gelanggang politik internasional.

Di dalam buku Sejarah Kebudayaan Islam di Kawasan Turki, Syafiq Mughni mengatakan, selain gerakan Nizam-i Cedid pada masa Sultan Salim III, gerakan westernisasi di Utsmani ini juga terjadi di masa Sultan Abdul Majid (1839-1861), yang dikenal sebagai Tanzimat.

Baca Juga: Bolehkah Memakai Cincin Dijari Manapun Bagi Muslimah? Begini Hukum dan Pandangannya dalam Islam!

Inti dari ‘pembaruan’ Tanzimat ini ialah para politisi Utsmani ingin ‘menata ulang’ administrasi Turki dan menegakkan corak hukum yang berdasarkan struktur pandangan dunia Barat, yang dianggap ‘maju’, ‘menegakkan kesetaraan’, ‘menjunjung nilai-nilai keadilan.’

Tokoh utama di era tanzimat ialah Mustafa Rasyid Pasha, di mana perkenalannya dengan dunia Barat pada tahun 1834, saat ia menjadi duta besar di Paris dan juga di Italia.

Ia melihat peradaban Eropa tidak seperti pada abad pertengahan yang penuh kegelapan dan kemunduran, namun bagi Mustafa Rasyid Pasha, Eropa yang dilihatnya kala itu dianggap ‘maju’ dan ‘modern.’

Seperti rumus peradaban yang sudah dicetuskan oleh Ibnu Khaldun di dalam Muqaddimah, suatu peradaban yang dianggap maju, segala-galanya ingin diimitasi oleh peradaban lain yang bermental inferiority complex.

Baca Juga: Mengenal Penyusun Kitab Hadis Rujukan Berjudul Sahih Bukhari, Berikut Riwayat Hidup Imam Bukhari

Berpijak dari teori di atas, sekembalinya dari Eropa, Mustafa Rasyid Pasha mengambil inisiatif dalam suatu gerakan perubahan yang dikenal dengan Tanzimat.

Untuk mencapai Turki yang maju, gagasan yang ditawarkan ialah, di antaranya;

Agar menjadi ‘peradaban yang modern’, Turki Utsmani harus belajar dan berteman baik dengan Eropa.

Turki akan menjadi negara yang makmur, apabila meninggalkan ‘pemerintahan monarki absolut’ dan beralih ke model pemerintahan ala Barat.

Halaman:

Tags

Terkini