Ustadz Khalid menjelaskan bahwa ada tiga tingkatan dalam mengingkari kemungkaran, yakni:
1. Dengan tangan: Mengambil tindakan langsung, seperti menghentikan perbuatan dosa secara fisik jika mampu.
2. Dengan lisan: Mengingatkan dengan kata-kata yang baik.
3. Dengan hati: Merasa tidak suka terhadap perbuatan dosa, meski ini adalah tingkatan terlemah dari iman.
Namun, jika kita bahkan tidak melakukan salah satu dari tiga tingkatan ini, dosa itu bisa terus menumpuk pada kita. Misalnya, ada saudara kita yang kecanduan minuman keras, dan kita hanya diam saja. Selama dia belum berubah, kita pun ikut berdosa.
Solusi: Jangan Hanya Larang, Berikan Alternatif
Ustadz Khalid menerangkan bahwa sekadar melarang perbuatan mungkar saja itu tidak cukup.
Menurutnya kta perlu memberikan solusi dan alternatif. Contohnya:
- Jika ada yang minum minuman keras, ajak mereka mengganti dengan minuman halal seperti susu, sirup, atau madu.
- Jika ada yang malas salat, ingatkan mereka tentang pahala besar dari salat, seperti sabda Rasulullah SAW: *"Salat lima waktu itu seperti sungai yang mengalir deras, membersihkan kotoran setiap kali kita mandi lima kali sehari."*
Menyeru Kebaikan Itu Tidak Berat, Asal Dilakukan dengan Bijak
Menurut Ustadz Khalid enyampaikan amr ma’ruf nahi munkar sebenarnya tidak sulit. Bahkan, satu kata yang kita ucapkan bisa membawa perubahan besar.
“Kenapa enggak mulai salat, akhi? Salat itu bukan cuma kewajiban, tapi juga kebutuhan kita kepada Allah,” pungkas Ustadz Khalid.