GENMUSLIM.id- Seringkali kita menganggap bahwa kematian adalah musibah terbesar.
Namun, menurut para ulama, menyia-nyiakan waktu adalah musibah yang bahkan lebih besar daripada kematian.
Ketika seseorang berada di ambang kematian, terutama mereka yang selama hidupnya lalai, mereka tidak meminta kekayaan, tahta, atau kenikmatan dunia lainnya.
Mereka hanya memiliki satu permintaan, yaitu "Rabbirji'un" atau "Kembalikanlah saya ke dunia,"
Dilansir GENMUSLIM dari akun YouTube Ustadz Muhammad Nuzul Dzikri, Senin, 18 November 2024, beliau mengingatkan bahwa waktu adalah nikmat yang sering kita sia-siakan.
Baca Juga: Timnas Indonesia Putri Kalah Telak dari Vietnam di Laga Kedua ASEAN Womens Futsal Championship 2024
Menurut Ustadz Muhammad Nuzul Dzikri, banyak di antara kita menganggap kematian sebagai musibah terbesar, padahal para ulama mengatakan bahwa menyia-nyiakan waktu adalah musibah yang lebih besar.
Ketika seseorang berada di ambang kematian, terutama mereka yang selama hidupnya lalai, mereka tidak meminta harta atau kenikmatan dunia lainnya.
Satu permintaan mereka adalah "Rabbirji'un," atau "Kembalikanlah saya ke dunia," agar mereka dapat memanfaatkan waktu lagi.
Ustadz Muhammad Nuzul Dzikri menggarisbawahi bahwa penyesalan ini menjadi cerminan bagi kita yang masih diberi kesempatan hidup.
Hikmah yang Dapat Diambil dari Kajian Ustadz Muhammad Nuzul Dzikri
1. Waktu sebagai Nikmat Terbesar Ustadz Muhammad Nuzul Dzikri menekankan bahwa waktu adalah salah satu nikmat terbesar yang sering kita abaikan.
Setiap hari, kita diberi kesempatan untuk melakukan kebaikan, namun kita seringkali lebih fokus pada hal-hal duniawi.
Menurut Ustadz Muhammad Nuzul Dzikri, menyia-nyiakan waktu adalah bentuk kelalaian yang akan sangat kita sesali di hari akhir.
2. Memanfaatkan Waktu untuk Ibadah Dalam kajiannya, Ustadz Muhammad Nuzul Dzikri mengajak kita untuk menggunakan waktu untuk berbagai ibadah seperti salat, puasa sunnah, sedekah, dan dzikir.
