Beliau pun mencontohkan kasus pasangan suami-istri yang berpisah. Ketika cerai terjadi, ada yang memanfaatkan kelemahan pasangannya untuk menyerang satu sama lain.
Ini menunjukkan bahwa curhat secara berlebihan kepada orang lain bisa berisiko menjadi senjata yang merugikan diri sendiri.
Baca Juga: Preview Final ASEAN Futsal Championship 2024: Prediksi dan Kekuatan Timnas Indonesia vs Vietnam
Kunci Cinta Sejati adalah Kesetiaan
Ustadz Khalid menyoroti pentingnya setia dalam mencintai. Apalagi jika cinta kita tertuju kepada Allah SWT, kesetiaan tersebut adalah syarat mutlak.
Ketika kita mencintai Allah, berarti kita tidak akan berpaling meskipun situasi tidak sesuai harapan.
Allah-lah yang memelihara dan memberikan kasih sayang-Nya kepada kita. Dalam ayat suci, Allah berfirman bahwa Dia mencintai hamba-hamba-Nya yang setia dan mereka pun mencintai-Nya.
“Artinya, ada loyalitas tinggi antara seorang hamba dan Rabb-nya. Orang yang mencintai Allah akan mengutamakan-Nya di atas segala hal, dan ini adalah posisi yang hanya bisa dicapai oleh mereka yang benar-benar mencintai Allah,” kata Ustadz Khalid.
Menurutnya, cinta ini bagaikan energi yang menghidupkan hati dan menenangkan jiwa. Orang yang benar-benar mendapatkan cinta Allah akan merasa aman, sejahtera, dan terhindar dari kesulitan yang tidak perlu.
Baca Juga: Kisah Nyata! Ini Cerita Ustadz Khalid Basalamah Tentang Upaya Orang Yahudi untuk Mencuri Jasad Nabi
Pengorbanan dan Komitmen: Bukti Cinta kepada Allah
Cinta sejati kepada Allah, menurut Ustadz Khalid, harus dibuktikan dengan tindakan nyata. Bukan sekadar ungkapan atau doa semata, tetapi dengan pengorbanan dan komitmen.
Saat seorang hamba mencintai Allah, dia akan rela mengorbankan waktu, tenaga, bahkan kesenangan duniawi demi mendapatkan ridha Allah.
Ini berarti setiap tindakan yang dilakukan selalu diperhitungkan untuk mencari kebaikan di sisi Allah.
“Siapa pun yang tidak mau mendekat kepada Allah, maka Allah akan mendatangkan orang lain yang lebih siap untuk berkorban demi agama ini. Artinya, tidak ada kekurangan di sisi Allah jika ada yang berpaling dari-Nya, karena pada akhirnya, kita yang butuh Allah, bukan sebaliknya,” ujar beliau.
Menurut beliau, siapa yang sungguh-sungguh mencintai Allah akan terus berusaha, berjuang, dan berkorban untuk mendekatkan diri kepada-Nya.
Cinta ini yang akan membawa kita dari kegelapan menuju cahaya, dan dari ketidakpastian menuju kepastian.