Ustadz Adi juga menyebutkan bahwa banyak muslim yang beribadah, namun belum sepenuhnya memahami inti dari ibadah tersebut, sehingga sulit bagi mereka untuk memperoleh hikmah di balik ibadahnya.
Beliau memberi contoh tentang shalat, yang apabila dilaksanakan dengan benar, akan menjadi perisai dari perbuatan maksiat.
Namun, jika shalat tersebut dilakukan hanya sebatas ritual tanpa memahami maknanya, manfaatnya pun tidak akan dirasakan sepenuhnya.
Pentingnya istiqomah dalam melaksanakan shalat dan membaca Al-Quran dengan niat yang benar juga ditekankan.
Jika seseorang membaca Al Quran hanya untuk mengejar khatam, tanpa menghayati kandungan dan menerapkannya, maka kekuatan Al Quran dalam membimbing dan mengingatkan akan semakin berkurang.
Oleh karena itu, Ustadz Adi mengajak setiap umat Islam untuk melakukan tilawah dengan penuh penghayatan.
Sebagai penutup, beliau menjelaskan pentingnya selalu mendengarkan suara hati atau disebut juga “burhan.”
Petunjuk hati yang datang dari Allah Subhanahu wa Ta'ala ini merupakan peringatan agar kita tidak terjerumus dalam kemaksiatan.
Beliau mengingatkan bahwa petunjuk ini bisa dirasakan oleh mereka yang benar-benar menjaga kedekatan dengan Al Quran dan menjadikan shalat sebagai perisai.
Dengan menekankan bahwa Al Quran adalah obat terbaik dalam menangkal segala bentuk maksiat, Ustadz Adi mengajak untuk selalu kembali pada kitab suci ini, memahaminya, dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.
Begitu kuatnya pengaruh Al Quran bagi kehidupan seseorang, sehingga apabila benar-benar dihayati, maka akan sangat sulit bagi setan untuk menggoda.***