وَسَارِعُوْٓا اِلٰى مَغْفِرَةٍ مِّنْ رَّبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا السَّمٰوٰتُ وَالْاَرْضُۙ اُعِدَّتْ لِلْمُتَّقِيْنَۙ١
الَّذِيْنَ يُنْفِقُوْنَ فِى السَّرَّۤاءِ وَالضَّرَّۤاءِ وَالْكٰظِمِيْنَ الْغَيْظَ وَالْعَافِيْنَ عَنِ النَّاسِۗ وَاللّٰهُ يُحِبُّ الْمُحْسِنِيْنَۚ ١
Artinya: “Bersegeralah menuju ampunan dari Tuhanmu dan surga (yang) luasnya (seperti) langit dan bumi yang disediakan bagi orang-orang yang bertakwa, (yaitu) orang-orang yang selalu berinfak, baik di waktu lapang maupun sempit, orang-orang yang mengendalikan kemurkaannya, dan orang-orang yang memaafkan (kesalahan) orang lain. Allah mencintai orang-orang yang berbuat kebaikan.”
Syahwat
Syahwat atau nafsu biologis merupakan salah satu cara masuknya setan dengan mudah ke dalam hati manusia.
Setan selalu menjerumuskan manusia ke dalam dosa fahsya dan mungkar, dosa yang hina dan merugikan banyak orang.
Islam telah mensyariatkan pernikahan untuk umat Islam, salah satunya bertujuan untuk menjauhkan manusia dari nafsu syahwat yang tidak baik.
Pernikahan menjadi salah satu jalan untuk menyalurkan kebutuhan biologis ke dalam cara yang halal lagi berkah.
Allah juga mengatakan bahwa salah satu ciri orang yang beriman adalah dia yang dapat menjaga kehormatannya.
Ustadz Hanan Attaki mengatakan seringkali manusia tidak bisa mengendalikan emosi atau nafsunya, sehingga setan dengan mudah masuk ke dalam hati mereka.***