GENMUSLIM.id - Ustadz Felix Siauw, seorang penceramah yang telah dikenal luas, sering kali menuai kontroversi dalam perjalanan dakwahnya.
Banyak orang memandang pendekatan dakwah yang ia lakukan sebagai pendekatan yang cukup berani, sehingga terkadang menimbulkan kesan intoleransi di masyarakat.
Namun, di balik segala kontroversi yang melekat pada sosoknya, ada banyak hikmah dan pembelajaran yang bisa diambil dari metode yang ia gunakan untuk menyebarkan ajaran Islam.
Dilansir GENMUSLIM dari YouTube REFLY HARUN BEST STATEMENT, Senin, 4 November 2024, Felix kerap menyampaikan pesan-pesan yang mengundang refleksi mendalam tentang agama dan cara berdakwah.
Dalam sebuah wawancara dengan Prof. Refly Harun, Ustadz Felix Siauw mengungkapkan bahwa ia tidak pernah mendefinisikan dirinya sebagai seorang pendebat atau apologet yang secara khusus bertugas mempertahankan agama dari segi intelektual.
Ustadz Felix lebih memilih metode penyampaian dakwah melalui contoh perilaku atau hikmah, dibandingkan dengan pendekatan yang cenderung konfrontatif seperti perdebatan terbuka.
Hal ini membuat cara penyampaiannya dianggap berbeda dengan metode dakwah yang digunakan tokoh-tokoh lain yang cenderung terbuka dalam berargumen dengan penganut agama lain.
Meski demikian, Ustadz Felix mengakui bahwa dirinya pernah terlibat dalam debat spontan dengan pihak-pihak yang memiliki pandangan berbeda di acara televisi.
Dalam situasi tersebut, ia mengaku sempat ragu, karena tidak ingin “memberi panggung” kepada orang-orang yang dianggap membawa permasalahan.
Namun, situasi yang ia temui di lapangan kadang tak dapat dihindari, dan mendorongnya untuk merespons perdebatan yang muncul.
Salah satu momen perdebatan yang melibatkan Ustadz Felix Siauw hingga menjadi viral adalah saat ia tampil di acara Indonesia Lawyers Club (ILC), di mana penyampaiannya menarik perhatian jutaan penonton hingga saat ini.
Baca Juga: Kecanduan Gawai? Solusi dari Ustadz Muhammad Nuzl Dzikri: Meninggalkan yang Tidak Bermanfaat
Dalam pendekatan dakwahnya, Felix juga kerap kali mengangkat isu kebebasan beragama yang ada di Indonesia, di mana masyarakat memiliki hak konstitusi untuk memeluk agama sesuai keyakinan masing-masing.
