Bisa jadi siap karena telah menjalani, kita tidak akan pernah siap sampai kita memulai, jadi poin utamanya lakukan langkah-lagkah syar i berikut ini:
1. Yakini bahwa Allah yang maha tahu
2. Ada gambaran tentang diri sendiri, bukan berarti harus menyingkap kesiapan diri sendiri, sebab bisa jadi kesiapan itu setelah dijalani, rumah tangga belum tentu karam dengan ketidaksiapan seseorang
3. Musyawarah
Bermusyarah dengan orang-orang yang berpengalaman, orang yang mengerti kedua belah pihak, maka dapat memberikan gambaran apakah akan cocok atau klop atau tidak, apakah akan berpotensi berkembang? sebab menikah itu loncatan iman, akselarasi iman.
Bahkan jaman dulu orang yang mau menikah bertanya pada ulama, menanyakan kesiapan diri.
Bertanya pada ahlinya yakni seseorang yang menggabungkan ilmu dengan kematangan, ilmu dengan kebijakasanaan dan ilmu dengan pengalaman hidup, sebab jika bertanya pada yang belum menikah atau baru menikah.
Pernikahan itu kompleks, berbeda antara berita dan data empiris dengan menjalankannya dalam kehidupan
4. Kejujuran, keikhlasan
Saat mau menikah diperlukan kejujuran dan keikhlasan.
Sebagaimana Rasulullah pernah bersabda “ minta fatwa pada hati sendiri” yakni hati yang bersih, penuh keikhlasan maka Allah akan berikan petunjuk pada hati kita, setelah semua telah dijalani.
Hati yang seperti apa? Jika hati kotor akan diarahkan pada hawa nafsu tapi jika hatinya bersih maka Allah akan memberikan petunjuk pada hati.
Pernikahan adalah hal yang pelik, jadi jangan mengandalkan diri sendiri, sebagaimana kisah Rasul yang menjodohkan Zaid dan Zainab yang pada akhirnya tidak berhasil langgeng, walaupun dari kejadian ini hikmahnya sangat besar.