Mental seorang yang shaleh akan menunaikan kewajibannya dan meminta haknya kepada Allah SWT.
Jika diambil kesimpulan dari kisah Aisyah yang memberikan satu butir kurma miliknya kepada orang lain, padahal hanya itu yang dia miliki, dan seorang ibu yang membagi satu butir kurma kepada anak-anaknya tanpa memakan kurma tersebut.
Sikap ini dijelaskan dalam Al Quran yakni di dalam surat Hud “Wanita shaliha itu tidak memikirkan dirinya sendiri, mereka yakin Allah melihat dan akan mengganti dengan yang lebih baik. (QS. Hud:115)
Nilai atau value seorang istri shaleha adalah dengan kesabaran mereka dan sikap qanaah serta sikap memprioritaskan orang lain.
Jangan biarkan orang yang sedang kesulitan berlalu dengan tangan hampa, apapun yang bisa diberikan maka berikanlah, serta jangan remehkan kebaikan sekecil apapun karena Allah tidak akan menyia-nyiakan kita.
Sesulit apapun wanita shaleha enggan dan tidak mau membiarkan orang yang sedang kesusahan berlalu dengan tanpa hampa, hal ini dijelaskan dalam surat Ali Imran ayat 133&134.
Wanita shaliha itu tidak pelit, jangan sampai karena terlalu sayang dengan barang, akhirnya membiarkan orang lain kesusahan.
Oleh karena itu jika ingin berhasil mendidik anak yang shaleha, maka seorang ibu harus mempunyai mental memprioritaskan maslahat anaknya dibandingkan dirinya sendiri.***