Kisah Mughits dan Barirah, Ustadz Hanan Attaki: Bukti Nabi Perhatian Dengan Orang Jatuh Cinta

Photo Author
- Senin, 21 Oktober 2024 | 14:39 WIB
Ustadz Hanan Attaki Menceritakan Kisah Mughits dan Barirah dalam podcastnya. (Foto: GENMUSLIM.id/dok: YouTube Hanan Attaki)
Ustadz Hanan Attaki Menceritakan Kisah Mughits dan Barirah dalam podcastnya. (Foto: GENMUSLIM.id/dok: YouTube Hanan Attaki)

GENMUSLIM.id - Jatuh cinta seringkali menjadi perbincangan hangat. Ketertarikan pada lawan jenis merupakan suatu fitrah pada manusia.

Bermacam perasaan dirasakan oleh orang yang sedang jatuh cinta. Mulai dari bingung, bahagia, berbunga-bunga hingga sedih.

Nabi Muhammad SAW juga memberikan perhatian pada umatnya untuk masalah perasaan satu ini, bahkan Rasulullah membela dengan dirinya sendiri.

Perasaan cinta adalah anugerah indah dari Allah SWT, merupakan kehendak-Nya yang ada pada luar kapasitas makhluk.

Baca Juga: Ustadz Hanan Attaki: Pentingnya Khusnudzon kepada Allah SWT Saat Menghadapi Masalah dalam Hidup

Kisah Mughits dan Barirah sebagai salah satu kisah pada zaman Nabi tentang cinta. Kisah ini dijadikan bukti bahwa Rasulullah juga sangat memperhatikan perasaan umatnya akan cinta.

Dilansir GENMUSLIM dari YouTube Hanan Attaki pada Senin, 21 Oktober 2024. Ustadz Hanan Attaki menceritakan kisah Mughits dan Barirah dan bagaimana perhatian Nabi akan orang jatuh cinta.

Dulunya, Mughits dan Barirah merupakan seorang budak pada zaman Nabi. Dalam pernikahannya mereka memiliki anak.

Diceritakan bahwa Sayyidah ‘Aisyah kala itu memerdekakan Barirah, namun suaminya masih dengan status budak.

Baca Juga: Ustadz Hanan Attaki: Cara Ampuh Melibatkan Urusan Dunia dengan Allah SWT dari Awal Sampai Akhir

Sesuai dengan aturan yang ada, Rasulullah menanyai Barirah untuk memberikan hak pilih agar tetap bersama Mughits atau tidak.

Dikenal istilah khiyar, yakni keputusan untuk memilih bersama atau berpisah dengan pasangan yang telah merdeka dari status budak.

Barirah ternyata memilih untuk tidak membersamai Mughits, karena tidak ada rasa cinta dalam hatinya. Nabi menerima keputusan Barirah, karena memang itu hak yang dimilikinya.

Perpisahan ini bukan menjadi bentuk tidak sholihahnya Barirah, tapi perihal cinta tidak siapapun bisa memaksa.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Aisyah Tsabita

Sumber: Youtube Hanan Attaki

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Terpopuler

X