Yang meratapi kematian tanpa bertaubat sebelum wafatnya akan mendapatkan hukuman yang berat di akhirat.
Ustadz Khalid Basalamah dalam beberapa kajiannya mengingatkan pentingnya bagi seorang mukmin untuk memahami bahwa kematian adalah jalan menuju kehidupan yang kekal.
Dilansir GENMUSLIM dari YouTube @kajiansunnah1990 pada Sabtu 5 Oktober 2024, tangisan tanpa suara, seperti yang ditunjukkan Rasulullah saat meninggalnya Ibrahim, putranya, masih diperbolehkan.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, "Sesungguhnya mata ini berlinang, hati ini bersedih,
Namun kami tidak mengatakan kecuali apa yang diridhai oleh Tuhan kami." (HR. Bukhari no. 1303 dan Muslim no. 2315).
Namun ucapan yang melampaui batas atau mendoakan keburukan bagi diri sendiri, keluarga, atau harta harus dihindari.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, "Janganlah kalian mendoakan keburukan terhadap diri kalian,
Jangan pula mendoakan keburukan terhadap anak-anak kalian, dan janganlah mendoakan keburukan terhadap harta kalian.
Jangan sampai kalian mengucapkannya pada waktu yang bertepatan dengan dikabulkannya doa, sehingga doa kalian dikabulkan oleh Allah." (HR. Muslim no. 920).
Sebagai seorang mukmin, kita harus selalu menyadari bahwa kematian adalah ketetapan Allah yang pasti akan dialami oleh setiap insan.
Ustadz Khalid Basalamah juga menekankan bahwa umat Islam hendaknya berusaha meninggal dalam keadaan beriman agar dapat bertemu kembali dengan orang-orang yang dicintai di akhirat nanti.
Ikhtiar untuk tetap menjalani hidup dengan bersandar pada keimanan kepada Allah adalah bentuk kesabaran yang mulia, dan insya Allah,
Keluarga yang ditinggalkan akan dipertemukan kembali di akhirat jika tetap menjaga tauhid dan tidak melakukan perbuatan syirik. ***