Doa Jelek dari Orang Tua, Tetap Terkabul? Ustadz Abdul Somad Beri Penjelasannya beserta Perintah Shodaqoh

Photo Author
- Senin, 30 September 2024 | 17:39 WIB
Abdul Somad beberkan Mitos Terkabulnya Sumpah Orang Tua yang Doanya Jelek Hingga Urutan Prioritas Shadaqah (Foto: GENMUSLIM.id/dok: YouTube Mimbar Ulama)
Abdul Somad beberkan Mitos Terkabulnya Sumpah Orang Tua yang Doanya Jelek Hingga Urutan Prioritas Shadaqah (Foto: GENMUSLIM.id/dok: YouTube Mimbar Ulama)

Sampai ibunya marah dan berkata “ Ya Allah Jangan Matikan Juraij sebelum matanya melihat tuna susila (Pelacur).

Singkat cerita benarlah terjadi, seorang wanita tuna susila yang tengah hamil mengaku bahwa anak yang dikandungnya adalah akibat juraij.

Namun, karena juraij alim dan benar, maka ia mendapat kemampuan lebih dari Allah.

Saat memegang perut perempuan itu, maka bayi dalam kandungan berkata bahwa bapaknya adalah penggembala kambing, atau bukan juraij.

Selain menjelaskan hal diatas Ustadz Abdul Somad Juga menjelaskan urutan prioritas Shadaqah.

“Kalau mau bershadaqah utamakan saudara sendiri dahulu terlebih juga seorang tetangga kita.” Ujar UAS.

“Kalau saudara yang dekat tak ada, bershadaqahlah dengan yang jauh, itupun masih tak dapat, maka barulah tetangga,” Tambah UAS.

Ustadz Abdul Somad juga berpesan agar selalu memperhatikan tetangga terlebih yang kurang mampu sejauh 40 rumah sekitar dengan segala penjuru arah angin.

Baca Juga: Viral, Seorang Dukun Arab Selalu Gagal Santet Keluarga Muslim Ini, Ternyata Sering Baca Doa Ini!

Hal ini sesuai dengan kitab Fathul mu’in:

وإعطاؤها لقريب لا تلزمه نفقته أولى الأقرب فالأقرب من المحارم ثم الزوج أو الزوجة ثم غير المحرم والرحم من جهة الأب ومن جهة الام سواء ثم محرم الرضاع ثم المصاهرة أفضل

Artinya: “Memberikah sedekah sunnah kepada kerabat yang tidak menjadi tanggung jawab nafkahnya itu lebih utama. Baru kemudian kerabat paling dekat berikutnya, berikutnya yang bersumber dari keluarga yang haram dinikah (mahram), suami/istri, kemudian kelurga non-mahram, keluarga dari ayah ibu, mahram sebab sepersusuan, berikutnya adalah mertua.” (Zainudin Al-Malyabari, Fathul Muin,

Demikianlah pelajaran dan ilmu yang bisa kita dapat dari tulisan diatas. semoga ada hikmah dan takwa yang semakin kita pegang dan sadari. Amin.***

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Muhammad Reza Nurcholis, S.Si

Sumber: Youtube Abdul Somad

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Terpopuler

X