Lebih lanjut, Buya Yahya juga menekankan bahwa meskipun doa qunut tidak wajib, namun umat Islam yang mengikuti mazhab Syafii sangat dianjurkan untuk tidak meninggalkannya.
Doa qunut ini, kata beliau, merupakan kesempatan untuk memohon kepada Allah agar senantiasa diberikan pemimpin yang baik, pasangan hidup yang saleh, dan perlindungan dari berbagai kejahatan yang mungkin menimpa.
Dalam sebuah ceramahnya, Buya Yahya menjelaskan secara rinci tentang makna dari setiap kalimat dalam doa qunut.
Di antaranya, kalimat "Allahummahdini fi man hadayt" yang berarti "Ya Allah, berikanlah aku petunjuk sebagaimana Engkau telah memberi petunjuk kepada hamba-hamba-Mu yang lain".
Makna dari doa ini sangat mendalam karena setiap Muslim senantiasa memerlukan petunjuk dari Allah agar tetap berada di jalan yang lurus.
Sebagai penutup, Buya Yahya selalu mengingatkan jamaah untuk senantiasa bershalawat kepada Nabi Muhammad shalallahu alaihi wa sallam setelah membaca doa qunut.
Shalawat ini adalah bentuk cinta dan penghormatan kepada Rasulullah, serta memohon agar kita mendapatkan syafaatnya di hari kiamat.
Menurut beliau, doa qunut yang diikuti dengan shalawat akan menjadi penutup yang sempurna dalam shalat Subuh, menambah keberkahan dalam ibadah kita.
Jadi, meskipun doa qunut adalah sunnah, Buya Yahya sangat menyarankan agar tidak meninggalkannya,
karena sunnah ini adalah bagian dari kekayaan ajaran Islam yang bisa memperkuat keimanan dan ketakwaan kita kepada Allah. ***