GENMUSLIM.id – Harta dan kekayaan tidak menjamin kebahagiaan, justru semakin banyak harta yang dimiliki, akan semakin lama durasi hisab di akhirat kelak.
Dilansir GENMUSLIM dari Instagram @muhammadnuzuldzikri pada Kamis 26 September 2024, Ustadz Muhammad Nuzul Dzikri memberikan penjelasan beserta contohnya yang mudah untuk kita mengerti.
Dalam hiruk-pikuk kehidupan modern seperti saat ini, kita seringkali terjebak dalam perlombaan untuk mencapai kesuksesan materi.
Keinginan untuk memiliki lebih banyak harta dan kekayaan seringkali mengaburkan pandangan kita tentang nilai-nilai yang sebenarnya penting dalam hidup.
Padahal, Islam telah mengajarkan kita tentang keseimbangan antara dunia dan akhirat, serta pentingnya memanfaatkan waktu dan harta dengan sebaik-baiknya.
Baca Juga: Tidak Ada Tawakal Sebelum Usaha, Buya Yahya: Usaha yang Sejati Dengan Mengandalkan Allah!
Ustadz Muhammad Nuzul Dzikri menyebutkan bahwa orang kaya akan dihisab lebih lama daripada orang miskin, karena banyaknya harta yang dia miliki selama hidup di dunia.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Orang beriman yang miskin akan masuk surga sebelum orang-orang kaya yaitu lebih dulu setengah hari yang sama dengan 500 tahun.” (HR. Ibnu Majah no. 4122 dan Tirmidzi no. 2353)
Mengapa setengah hari di akhirat itu sama dengan 500 tahun di dunia? Dikutip GENMUSLIM dari kitab Tuhfatul Ahwadzi, Kamis, 26 September 2024, satu hari di akhirat sama dengan seribu tahun di dunia.
Pernyataan ini berdasarkan firman Allah di surah Al-Hajj ayat 47:
وَإِنَّ يَوْمًا عِندَ رَبِّكَ كَأَلْفِ سَنَةٍ مِّمَّا تَعُدُّونَ
Artinya: Sesungguhnya sehari di sisi Tuhanmu adalah seperti seribu tahun menurut perhitunganmu.
Hadits ini menjadi pengingat bagi kita bahwa kekayaan bukanlah satu-satunya penentu kebahagiaan dan keberhasilan di akhirat.
Sebaliknya, iman dan amal salehlah yang akan menjadi bekal utama kita dalam menghadapi kehidupan setelah kematian.