“Jadi kayak kita itu adalah keluarga tanpa ada bimbingan bapak-bapak dan masalahnya ditambah-tambah lagi ketika seorang Ustadz atau guru memberikan kajian tentang parenting, tentang keluarga, tentang family goals, tentang hubungan suami istri. Maka, kajian-kajian ini sekali lagi yang melihat adalah ibu-ibu.”
Menurut Ustadz Felix Siauw tersebut, di banyak keluarga, peran bapak-bapak semakin minim.
Masalah ini semakin diperparah ketika kajian tentang parenting dan hubungan suami-istri lebih sering diikuti oleh ibu-ibu.
Hasilnya, ilmu ini lebih banyak terserap oleh para istri, sementara suami-suami sering kali absen dari proses tersebut.
Ustadz Felix Siauw juga menyebutkan banyak suami yang hanya menuntut istri untuk berbuat baik dan memenuhi hak-haknya, tetapi mereka sendiri abai terhadap kewajiban mereka sebagai suami.
Fenomena ini sering kali ia sebut sebagai "suami bajigur"—suami yang hanya menuntut tetapi tidak tahu diri.
Mereka menuntut istri untuk menjadi sosok Islami yang menguntungkan mereka, tetapi mereka sendiri tidak memperhatikan hak dan tanggung jawabnya sebagai suami.
Oleh karena itu, Ustadz Felix Siauw mengajak untuk para laki-laki harus memahami bahwa tugas kita bukan hanya sebagai pemimpin, tetapi juga sebagai penopang yang kokoh bagi keluarga.
Selain itu, menurut Ustadz Felix Siauw juga sebagai laki-laki harus lebih bertanggung jawab, lebih berinisiatif, dan lebih banyak berkorban demi keluarga kita. Inilah hakikat dari peran laki-laki sebagai qawwam dalam Islam. ***