Jangan Sampai Keliru, Didih dan Hati Itu Dua Jenis Makanan yang Berbeda, Begini Hukumnya dalam Islam

Photo Author
- Minggu, 1 September 2024 | 06:39 WIB
Awas, Didih dan Hati Hampir Sama Tapi Beda, Begini Pandangan Islam (Foto: Genmuslim.id/dok. Youtube @didiriady7184)
Awas, Didih dan Hati Hampir Sama Tapi Beda, Begini Pandangan Islam (Foto: Genmuslim.id/dok. Youtube @didiriady7184)

GENMUSLIM.id- Sering dianggap sama namun berbeda, begitulah kiranya antara jeroan hati dan didih ( olahan darah yang dibekukan).

Walaupun dibuat dengan komponen zat yang sama ( darah) namun implikasi hukumnya berbeda.

Didih adalah makanan yang sengaja dibuat dari olahan darah, sedangkan jeroan hati merupakan organ asli dari hewan yang tercipta dari segumpal darah langsung dari Allah.

Sebelum membahas lebih jauh, mari simak perintah islam untuk mengkonsumsi makanan halal.

Perintah ini sudah jelas terdapat dalam kitab suci al-Quran dalam surah al-Baqarah ayat 168

يٰٓاَيُّهَا النَّاسُ كُلُوْا مِمَّا فِى الْاَرْضِ حَلٰلًا طَيِّبًا ۖوَّلَا تَتَّبِعُوْا خُطُوٰتِ الشَّيْطٰنِۗ اِنَّهٗ لَكُمْ عَدُوٌّ مُّبِيْنٌ

“Wahai manusia, makanlah sebagian (makanan) di bumi yang halal lagi baik dan janganlah mengikuti langkah-langkah setan. Sesungguhnya ia bagimu merupakan musuh yang nyata”.

Baca Juga: Pesan Untuk Para Pelakor Dari Ustadzah Halimah Alaydrus: Hentikan, Itu Adalah Setan dalam Rumah Tangga Orang

Selain dalam al-Quran, terdapat dalam hadi Nabi Muhammad SAW, menyatakan bahwa disamping ketetapan Allah, mengkonsumsi makanan halal juga dapat mempercepat terkabulnya doa.

ا سَعْدُ، أَطِبْ مَطْعَمَكَ تَكُنْ مُسْتَجَابَ الدَّعْوَةِ، وَالَّذِي نَفْسُ مُحَمَّدٍ بِيَدِهِ، إِنَّ الْعَبْدَ لَيَقْذِفُ اللُّقْمَةَ الْحَرَامَ فِي جَوْفِهِ مَا يُتَقَبَّلُ مِنْهُ عَمَلَ أَرْبَعِينَ يَوْمًا

“Wahai Sa‘d, perbaikilah makananmu, niscaya doamu mustajab (dikabulkan)”.

Bagaimana Hukum Didih menurut Islam?

لأشباه والنظائر) 

الدم نجس إلا الكبد و الطحال و المسك و العلقة في الأصح 

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Ninik Reatni Rukmiantika

Sumber: Kitab Isyarah wa nadzair halaman 674, kitab Nihayah az-Zain halaman 40

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Terpopuler

X