“Jangan kalian ikut, jangan ikut merayakan,” ujar Ustadz Abdul Somad sebagaimana dikutip dari channel YouTube Tanya Jawab UAS.
Ustadz Abdul Somad menjelaskan bahwa meniup terompet untuk menyambut kedatangan tahun baru merupakan tradisinya kaum yahudi.
Menurutnya akan lebih bermanfaat jika malam tahun baru malam tahun baru jika diisi dengan acara tabligh akbar, muhasabah di masjid-masjid.
“Anak-anak muda yang tidak ikut ke masjid, habis isya tidur,” papar Ustadz Abdul Somad.
Baca Juga: Harus Tau Hukum Mengganti Identitas Anak Adopsi dalam Islam, Simak Penjelasan Buya Yahya Berikut!
- Merayakan Hari Valentine
Perayaan ketiga yang diharamkan dalam islam ialah merayakan hari valentine atau yang biasa disebut hari kasih sayang.
Bahkan tercatat dalam Fatwa MUI Nomor 3 Tahun 2017 yang menjelaskan bahwa umat Islam dilarang merayakan hari valentine.
Buya Yahya pun menjelaskan bahwa valentine day itu bukan lah budaya orang beriman.
Jika ikut merayakan maka itu sama saja Anda ikut mengagungkan sesuatu yang tidak ada hubungannya dengan agama kita yakni islam.
Ikut merayakan juga berarti turut mengagungkan seorang tokoh yang tidak pernah kenal Nabi Muhammad atau tokoh kafir
Menurut Buya Yahya jika dikembalikan kepada usul sebelumnya, ada beberapa cerita tentang valentine day yang semuanya mengarah kepada kekafiran.
“Orang yang ikutan tidak sampai dikatakan kafir. Akan tetapi mengagungkan syiarnya orang kafir, mungkin ada pergeseran nilai perlahan-lahan.
Lalu, tiba-tiba keluar dari iman,nauzubillah,” jelas Buya Yahya dikutip dari YouTube Albahjah-tv.
Sehingga menurutnya kalau kita memang meyakini bahwasanya keimanan penting dan kekafiran adalah mengerikan, maka orang akan berhati-hati.
