Ilmu adalah pembeda antara manusia yang berakal dengan yang tidak. Allah berfirman dalam surah Az-Zumar ayat 9:
قُلْ هَلْ يَسْتَوِى ٱلَّذِينَ يَعْلَمُونَ وَٱلَّذِينَ لَا يَعْلَمُونَ ۗ إِنَّمَا يَتَذَكَّرُ أُو۟لُوا۟ ٱلْأَلْبَٰبِ
Artinya: Katakanlah, “Adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?” Sesungguhnya orang yang berakallah yang dapat menerima pelajaran.
Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa’di menjelaskan dalam kitab Tafsir As-Sa’di, “Mereka yang berilmu tidak sama dengan mereka yang bodoh. Demikian pula tidak sama antara malam dengan siang, cahaya dan kegelapan, dan air dengan api.”
Ilmu tidak hanya terbatas pada ilmu agama, tetapi juga mencakup ilmu pengetahuan lainnya yang bermanfaat bagi kehidupan manusia.
Dengan ilmu, kita dapat memahami alam semesta, mengembangkan teknologi, serta memecahkan berbagai masalah yang dihadapi oleh umat manusia.
Namun, penting untuk diingat bahwa ilmu yang bermanfaat adalah ilmu yang disertai dengan amal saleh. Ilmu tanpa amal ibarat pohon tanpa buah.
Seorang ilmuwan sejati tidak hanya cerdas, tetapi juga memiliki akhlak yang mulia dan selalu berusaha untuk menerapkan ilmunya dalam kehidupan sehari-hari.
Baca Juga: Pertemuan Nabi Khidir dengan Dajjal: Fakta, Kisah, dan Penjelasan Mengenai Kiamat dan Keabadian
Dalam kehidupan modern ini, kita seringkali terjebak dalam rutinitas yang sibuk dan melupakan pentingnya menuntut ilmu.
Padahal, dengan terus belajar dan mengembangkan diri, kita dapat mencapai kebahagiaan sejati dan menjadi manusia yang bermanfaat bagi sesama.
Marilah kita jadikan wejangan Ibnu Qayyim ini sebagai motivasi untuk terus menuntut ilmu dan menyebarkan kebaikan. ***
