Keutamaan Orang yang Berilmu yaitu Memiliki Kehidupan Abadi di Dunia: Inilah Penjelasannya yang Harus Diketahui!

Photo Author
- Sabtu, 3 Agustus 2024 | 21:28 WIB
Salah satu keutamaan orang yang berilmu.  ((Foto: GENMUSLIM.id / Dok: Canva Dhany))
Salah satu keutamaan orang yang berilmu. ((Foto: GENMUSLIM.id / Dok: Canva Dhany))

GENMUSLIM.id – Ilmu adalah perihal penting dalam hidup manusia dan menuntut ilmu wajib bagi setiap muslim. Salah satu keutamaan orang yang berilmu yaitu memiliki kehidupan abadi di dunia!

Bagaimana ini bisa terjadi? Dikutip GENMUSLIM dari kitab Miftah Daris Sa’adah pada Sabtu, 3 Agustus 2024, Ibnu Qayyim berkata, “Seorang berilmu setelah kematiannya adalah orang yang telah meninggal dunia, namun ia masih hidup di tengah-tengah manusia.”

Apa yang sebenarnya dimaksud oleh Ibnu Qayyim dengan ungkapan tersebut? Ketika seseorang meninggal dunia, jasadnya kembali ke tanah, namun ilmu yang dia miliki akan terus hidup dan bermanfaat bagi orang lain.

Karya-karyanya, pemikirannya, dan penemuannya akan menjadi inspirasi dan panduan bagi generasi mendatang.

Dengan demikian, meskipun fisiknya telah tiada, pengaruhnya tetap ada dan dia seolah-olah hidup melalui ilmu yang dia wariskan.

Baca Juga: Rumah Quran Al Hayatul Maal Quran Selenggarakan Berbagai Lomba dalam Islamic Festival Hut RI Ke-79, Buruan Daftar!

Seperti para ulama yang menulis kitab-kitab yang hingga kini masih menjadi rujukan umat Islam sedunia. Contohnya Imam Bukhari, Imam Muslim, Imam An-Nawawi, dan masih banyak lagi.

Raga mereka sudah lama tiada, tapi karya mereka masih hidup hingga kini. Mulai dari pesantren, sekolah agama hingga universitas Islam sedunia menjadikan kitab mereka sebagai mata pelajaran wajib.

Itulah kehidupan abadi yang mereka miliki. Semoga karya mereka bisa terus dipelajari oleh generasi-generasi selanjutnya dan bermanfaat hingga akhir dunia kelak.

Lalu Ibnu Qayyim melanjutkan perkataannya, “Sedangkan orang bodoh dalam kehidupannya adalah orang hidup, namun ia telah mati di tengah-tengah manusia.”

Sebaliknya, orang yang hidup dalam kebodohan, meskipun jasadnya masih berfungsi, namun secara spiritual dan intelektual dia dianggap sudah mati.

Dia tidak memberikan kontribusi berarti bagi masyarakat, tidak mengembangkan dirinya, dan tidak meninggalkan warisan yang bermanfaat.

Baca Juga: KULTUM SINGKAT: Hati-Hati Melakukan Hal Satu Ini, Bisa Membuat Kehancuran Dalam Hidup!

Kehidupannya dianggap sia-sia karena tidak ada nilai tambah yang dia berikan. Kebodohan ini adalah hal yang harus kita hindari.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Ninik Reatni Rukmiantika

Sumber: Kitab Miftah Daris Sa’adah

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Terpopuler

X