Ternyata Ujian Tanda Cinta Allah yang Bisa Menjadikan Kekal di Dalam Surga, Bukan Harta dan Kemewahan Duniawi

Photo Author
- Jumat, 2 Agustus 2024 | 20:23 WIB
Sabar dan ridha dengan ujian tanda cinta Allah.  ((Foto: GENMUSLIM.id / Dok: Canva Dhany))
Sabar dan ridha dengan ujian tanda cinta Allah. ((Foto: GENMUSLIM.id / Dok: Canva Dhany))

Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya pahala besar karena balasan untuk ujian yang berat. Sungguh, jika Allah mencintai suatu kaum, maka Dia akan menimpakan ujian untuk mereka.”

Disini Rasulullah menekankan bahwa ada pahala yang besar bagi mereka yang bersabar dengan ujian berat yang menimpa. Dan itu adalah ujian tanda cinta Allah.

Beliau melanjutkan, “Barangsiapa yang ridha, maka ia yang akan meraih ridha Allah. Barangsiapa yang tidak suka, maka Allah pun akan murka.” (HR. Ibnu Majah no. 4031)

Bagi siapa yang ridha dengan ujian yang ditimpakan padanya, maka Allah pun akan ridha dan membalasnya dengan pahala yang besar.

Bahkan apa yang tadinya hilang darinya, dikembalikan dan ditambah berkali-kali lipat. Seperti yang terjadi pada Nabi Ayyub AS, sang teladan kesabaran.

Baca Juga: Sudah Tau Belum? Begini Hukum Talak Saat Emosi dalam Perspektif Islam dan Hukum Positif di Indonesia

Sedangkan bagi yang tidak suka dengan ujian itu, dia marah, kesal dan tidak bersabar, maka Allah akan murka padanya.

Bentuk kemurkaan Allah ini ada banyak macamnya. Bahkan terkadang orang tersebut tidak mengetahui bahwa dia sedang berada dalam kemurkaan Allah.

Salah satunya adalah diberikan istidraj. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Bila kamu melihat Allah memberi pada hamba dari (perkara) dunia yang diinginkannya, padahal dia terus berada dalam kemaksiatan kepada-Nya, maka (ketahuilah) bahwa hal itu adalah istidraj (jebakan berupa nikmat yang disegerakan) dari Allah.” (HR. Ahmad no. 4345)

Bisa juga Allah buat dia sibuk dengan hal yang sia-sia, dan tidak terasa dia sudah jauh dari kebaikan. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Di antara kebaikan Islam seseorang adalah meninggalkan hal yang tidak bermanfaat.” (HR. At-Tirmidzi no. 2317 dan Ibnu Majah no. 3976)

Dan yang paling buruk adalah dibenci oleh penduduk bumi. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Dan jika Dia membenci seorang hamba, dia memanggil Jibril, dan berkata bahwa Allah membenci hamba tersebut, jadi aku membencinya. Maka Jibril membencinya lalu berseru kepada penduduk langit, bahwa Allah membenci hamba itu. Maka mereka membencinya. Kemudian hamba tersebut dibenci penduduk bumi.” [HR. Bukhari dan Muslim)

Fudhail bin ‘Iyadh rahimahullah berkata seperti dikutip dari kitab Siyar A’lam an-Nubala’, “Jika Allah mencintai seorang hamba, maka Dia akan memperbanyak kesedihannya. Sedangkan jika Dia membenci seorang hamba, maka Dia akan meluaskan dunianya untuk keburukannya.”

Ujian yang berat sejatinya adalah kesempatan emas bagi seorang hamba untuk meningkatkan kualitas keimanannya.

Baca Juga: Buya Yahya Menjelaskan Ibu Rumah Tangga Rentan Depresi: Maka Saling Menjagalah dan Tidak Membebani!

Dengan kesabaran dan keikhlasan dalam menghadapi ujian, seorang muslim akan mendapatkan pahala yang berlipat ganda. Bahkan dia akan dimasukkan ke dalam surga dari buah kesabarannya itu.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Ninik Reatni Rukmiantika

Sumber: Mu’jam al-Ausath, Imam Ath-Thabrani, Siyar A’lam an-Nubala’, Imam Adz-Dzahabi

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X