Misalnya, seseorang boleh membaca istighfar sebanyak seratus kali setelah shalat tahajjud, karena di waktu tahajjud memang disunnahkan beristigfar dan berdoa.
Selama tidak mengikatkan jumlah atau bacaan tertentu, maka beh-boleh saja.
Kata ustadz pengikatan jumlah dzikir tertentu dengan shalat sunnah,
Seperti menganggap bahwa shalat sunnah tidak sah tanpa istighfar seratus kali, bisa mengarah pada praktik bid'ah.
Baca Juga: Rajin Sholat Tahajud Tapi Rugi Dimata Allah, Simak Detailnya: Jangan Sampai Jadi Sia-Sia Karena Ini!
Oleh karena itu, penting untuk tidak menjadikan dzikir tersebut sebagai syarat untuk kesahihan ibadah sunnah.
Dalam praktik shalat fardhu, ada aturan khusus tentang gerakan yang dilakukan selama shalat.
Banyak yang bertanya tentang apakah bergerak lebih dari tiga kali dalam shalat bisa membatalkan shalat.
Menurut mazhab Syafi'i, bergerak lebih dari tiga kali dalam shalat dianggap sebagai gerakan sia-sia yang dapat membatalkan shalat.
Namun, hal ini bergantung pada niat dan keadaan gerakan tersebut.
Beberapa ulama dari mazhab Malik berpendapat bahwa selama gerakan tersebut dilakukan karena darurat, seperti mengeluarkan sesuatu dari hidung atau tenggorokan, maka shalat tetap sah.
Ini didasarkan pada hadis yang menjelaskan bahwa Nabi Muhammad shalallahu 'alaihi wa sallam mengizinkan untuk mengeluarkan kotoran dari hidung saat shalat jika diperlukan.
Hadits tersebut menunjukkan bahwa dalam keadaan darurat, seperti saat flu atau ada lendir yang mengganggu, seorang Muslim boleh mengeluarkannya selama shalat tanpa membatalkan shalat.
Perbedaan dalam mazhab dapat terjadi dalam beberapa praktik shalat.
