Namun, Imam Nawawi memiliki pendapat tentang penetapan sifat Allah, yang menyelisihi aqidah Asy'ari.
Yaitu, penetapan sifat suara dan huruf bagi Allah, dan Asy'ari menolak itu.
Ustadz Dzulqarnain Muhammad Sunusi menyampaikan bahwa Imam Nawawi punya kitab yang membahas Isbatul Hurf wa Shout.
Karya-karya para ulama seperti mereka menjadi pijakan penting dalam literatur keislaman dan dihargai oleh umat Islam di seluruh dunia.
Tapi mengapa Asy'ari tidak memakainya? Kalau mereka menisbatkan kepada an Nawawi?
Dalam konteks keilmuan Islam, penting untuk menghormati pendapat ulama salaf,
Namun tetap yang utama adalah apa yang disampaikan Rasulullah shalallahu 'alaihi wa sallam.
Anehnya asy'ari tidak mengikuti pendapat imam An Nawawi yang menetapkan sifat suara dan huruf itu, dan anehnya lagi mereka mengklaim An Nawawi Asy'ari.
Hal tersebut mencerminkan kedalaman intelektual Islam yang harus dimiliki kaum Asy'ari agar tidak tersesat,
Pemikiran dan penafsiran yang benar akan menuntun kepada jalan yang benar.
Dengan memahami dengan baik karya-karya Ibnu Hajar dan Imam Nawawi, kita dapat lebih menghargai warisan intelektual mereka,
Dalam memperdalam pemahaman kita tentang aqidah dan sejarah keislaman.
Dalam rangka memperdalam pengetahuan kita, adalah wajar untuk melakukan studi lebih lanjut terkait dengan pandangan-pandangan mereka mengenai aqidah.