Kisah Orang Fasik Diangkat Jadi Waliyullah, Apa Rahasianya? Simak Kisahnya dalam Kitab Al Mawaidzul Ushfuriyah

Photo Author
- Minggu, 28 Juli 2024 | 09:28 WIB
Ilustrasi Kisah orang fasik diangkat jadi waliyullah dalam Kitab Al Mawaidzul Ushfuriyah (Foto: GENMUSLIM.id/dok: Bing Image Creator @Siti Muafatun)
Ilustrasi Kisah orang fasik diangkat jadi waliyullah dalam Kitab Al Mawaidzul Ushfuriyah (Foto: GENMUSLIM.id/dok: Bing Image Creator @Siti Muafatun)

Sesampainya Nabi Musa As. di tempat yang diberitahukan oleh penduduk, ia pun melihat mayat laki-laki itu terbuang di tempat sampah.

Penduduk kota itu memberitahu kepada Nabi Musa As. tentang keburukan perbuatan-perbuatan si mayat ketika ia masih hidup.

Setelah mereka selesai menjelaskan, Nabi Musa As. bermunajat kepada Allah:

“Ya Allah! Engkau memerintahku untuk mengubur dan mensholati mayat laki-laki itu. Sedangkan orang-orang telah memberikan kesaksian keburukan atasnya. Engkau adalah Dzat yang lebih tahu daripada mereka tentang perihal memuji dan merendahkan,” kata Nabi Musa As.

Baca Juga: 4 Kelakuan Jahil Nabi Musa As Kepada Firaun, Nomer 3 Paling Kocak! Series Kisah 25 Nabi Dan Rasul

Lalu Allah berfirman, “Hai Musa! Benar apa yang telah dikatakan oleh penduduk tentang keburukan perbuatan-perbuatan laki-laki itu, hanya saja laki-laki itu meminta syafaat dari-Ku pada waktu kematiannya dengan merayu-Ku melalui tiga hal yang mana andai seluruh pendosa meminta-Ku dengan rayuan tiga hal tersebut, maka Aku akan memberikannya.”

“Lantas, bagaimana bisa Aku tidak mengasihi laki-laki itu? Padahal ia meminta kepada-Ku dengan hatinya. Sedangkan Aku adalah Allah Dzat Yang Maha Paling Mengasihi.”

Nabi Musa As.bertanya, “Apa tiga hal tersebut? Ya Allah!”

Allah menjelaskan, (Pertama) Ketika ajal laki-laki itu telah dekat.

Ia berkata, “Ya Allah! Engkau adalah lebih mengetahui daripadaku. Sesungguhnya aku telah melakukan kemaksiatan dengan keadaan hatiku membenci kemaksiatan tersebut”.

“Akan tetapi, ada tiga hal yang terdapat pada diriku hingga aku berani melakukan kemaksiatan itu dengan kondisi hati yang membencinya. Pertama, adalah hawa nafsu. Kedua, adalah teman buruk. Ketiga, adalah Iblis, Semoga laknat Allah menimpanya”.

“Tiga hal ini telah menjerumuskanku ke dalam lubang kemaksiatan. Sesungguhnya Engkau adalah Dzat yang mengetahui apa yang aku ucapkan. Oleh karena itu ampunilah aku!”.

Baca Juga: GOKIL! Pertamina Buka Booth di GIIAS 2024, Fadjar Djoko Santoso: Ada Hadiah serta Promo Menarik

“(Kedua) Ketika ajal laki-laki itu telah dekat, ia berkata, ‘Sesungguhnya Engkau mengetahui kalau aku telah melakukan kemaksiatan-kemaksiatan dimana posisiku saat itu adalah bersama orang-orang fasik.”

“Akan tetapi aku senang berteman dengan orang-orang sholih dan aku menyukai kezuhudan meraka. keberadaanku bersama mereka adalah lebih aku sukai daripada bersama orang-orang fasik.”

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Muhammad Reza Nurcholis, S.Si

Sumber: Kitab Al Mawaidzul Ushfuriyah

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X