Buya Arrazy menjelaskan bahwa seringkali orang terjebak dalam pandangan bahwa taat semata adalah jalan menuju Allah.
Padahal, dalam banyak kasus, orang yang tampaknya sangat taat mungkin merasa dirinya lebih baik dan lebih suci,
Padahal Allah bisa saja mencelupkannya dalam kegelapan maksiat untuk mengingatkannya.
Beliau memberikan contoh bahwa ada banyak wali Allah di masa lalu yang memiliki masa lalu yang penuh dosa.
Misalnya, Imam Fudhail yang punya latar belakang pernah menjadi perampok.
Setelah menyadari kesalahannya, ia bertaubat dan menjadi salah satu wali Allah yang terkenal.
Kewalian: Tidak Hanya Dilihat dari Amal Ibadah
Buya Arrazy menekankan bahwa menjadi wali Allah tidak hanya dinilai dari seberapa banyak ibadah yang dilakukan seseorang,
Tetapi dari ketulusan hati dan kemampuan untuk bertobat serta memperbaiki diri.
Baca Juga: Sering Merasa Gagal? Merasa Tidak Beruntung? Inilah Sebab-sebab Terhalangnya Pintu Rezeki Seseorang
Bahkan, seseorang yang dulu sering berbuat maksiat namun kemudian bertaubat dengan sungguh-sungguh bisa menjadi wali Allah jika Allah menghendakinya.
Beliau juga menjelaskan bahwa ada dua jenis syirik—syirik yang zahir (tampak jelas) dan syirik batin.
Hanya orang yang melakukan syirik jelas yang tidak mungkin menjadi wali Allah.
Namun, kesalahan dan maksiat yang lain, selama bukan syirik, tidak menutup kemungkinan seseorang untuk mendapatkan kedudukan sebagai wali Allah.