Batu itu hilang karena dicuri oleh pemimpin gerakan Haramitah, Abu Tahir Sulaiman.
Semula tanah Hadramaut penuh dengan kaum Khawarij dan Syiah, tetapi berkat dakwah anak keturunan Nabi yang berhijrah ke Hadramaut, kini Hadramaut menjadi pusat ilmu agama Islam.
Sebagian besar kaum keturunan Arab di Indonesia umumnya berasal dari wilayah ini.
Hal ini dapat ditelusuri dari nama-nama Marga mereka, seperti Al-amri, Alaydrus, Bawazier, Al-kaf, Al-attas, Al-katiri, Abdad, Sungkar, Al-habsyi dan masih banyak yang lainnya.
Di Hadramaut ada juga kota Tarim, yang dijuluki kota seribu wali.
Secara geografis, Tarim adalah sebuah kota kecil yang terletak di provinsi Hadramaut kota ini berada di ketinggian 2.070 kaki di atas permukaan laut.
Sejarawan mengatakan bahwa Kota Tarim berdiri pada abad ke-4 sebelum Masehi.
Nama Tarim berasal dari nama rajanya yang bernama Tarim bin Hadramaut bin Saba.
Kota Tarim disebut juga Tarim Algana yang memiliki arti Kota Tarim yang rindang karena banyak pepohonan dan sungai.
Kota tersebut adalah kota bersejarah dan memiliki banyak kemuliaan dari Allah berkat doa Nabi Muhammad Saw dan Abu Bakar As-Siddiq.
Di Kota Tarim terdapat banyak masjid yang jumlahnya mencapai 362 masjid.
Adapun ulama dunia yang terkenal saat ini yang berasal dari Kota Tarim adalah Habib Umar Bin Hafidz, beliau pemimpin Dar Al- Mustofa, dan Habib Ali Al-jufri cendikiawan muslim dari Kota Tarim.
Baca Juga: Disebut Negeri Seribu Wali, Ternyata Ada Desa Kuno Usia Ratusan Tahun yang Terkutuk di Yaman
Nabi Muhammad Saw memuji keadaan penduduk Yaman beliau memandang orang-orang Arab Selatan itu sebagai masyarakat yang lemah lembut.