Kini, Sri Pada menjadi tujuan ziarah bagi kaum Budha, Hindu, Islam dan Kristen.
Kepercayaan bahwa jejak telapak kaki itu adalah milik Nabi Adam sudah pernah disaksikan dan ditulis oleh petualang Islam Ibnu Batutah dalam jurnalnya.
Bahkan kemudian dia menamakan gunung ini dengan Gunung Serendib,
Yang merupakan istilah penamaan bangsa Arab untuk Simhaladvipa dari bahasa Sansekerta yang artinya tempat tinggal singa.
Bangsa Arab sendiri sejak dahulu, jauh sebelum Rasulullah hadir, sudah menunjuk wilayah Serendib sebagai asal mula kedatangan umat manusia.
Keterkaitan Sri Pada dengan kisah Nabi Adam semakin erat dengan adanya Rama Setu,
Juga dinamakan Adam’s Bridge, sebuah gugusan pulau kecil dan karang kapur yang ada di Selat Palk.
Rama Setu ini memanjang seolah seperti jembatan yang menghubungkan antara Sri Lanka dan India.
Kaum Muslim disana meyakini bahwa jembatan ini digunakan oleh Nabi Adam saat menyeberang untuk menemui Hawa di Jabal Rahmah.
Sedangkan menurut kaum Hindu, jembatan ini dibangun oleh Sri Rama saat dia hendak menyelamatkan Shinta dari cengkeraman Rahwana.
Memang belum ada fakta autentik yang menunjukkan dengan pasti bahwa Nabi Adam turun di salah satu lokasi yang tadi disebutkan.
Tapi berdasarkan banyak riwayat yang terpercaya dari para sahabat Nabi dan ulama ahli sejarah yang menelitinya,
Gunung Everest dan Sri Pada ini adalah lokasi yang mendekati gambaran riwayatnya. ***