Rasulullah SAW tidak menyukai orang yang tidak memiliki kasih sayang kepada anak kecil.
Sebagaimana dalam satu kisah, Al-Aqraa bin Harits melihat Rasulullah SAW mencium Al-Hasan RA lalu berkata, “Wahai Rasulullah aku mempunyai sepuluh orang anak, tetapi aku belum pernah mencium mereka.”
Rasulullah bersabda, “Aku tidak akan mengangkat engkau sebagai seorang pemimpin apabila Allah telah mencabut rasa kasih sayang dari hatimu. Barang siapa yang tidak memiliki rasa kasih sayang, niscaya dia tidak akan disayangi.”
Rasulullah SAW sangat lembut dan memiliki empati yang tinggi kepada anak-anak yang sedang bersedih.
Ketika Ja’far bin Abu Tholib syahid dalam Perang Mut’ah, Nabi Muhammad SAW sangat sedih. Beliau segera datang ke rumah Ja’far dan menjumpai istrinya, Asma binti Umais, yang sedang membuat roti, memandikan anak-anaknya, dan memakaikan bajunya.
Baca Juga: Kisah Orang Mengamalkan Sedekah Subuh Dapat Omset Jutaan, Intip 4 Cara Sedekah Terbalas Lebih Cepat!
Rasulullah berkata, “Suruh kemarilah anak-anak Ja’far.” Ketika mereka datang, beliau menciuminya.
2. Kata-kata pendukung
Rasulullah SAW sangat memahami perilaku anak yang senang bermain. Ummu Kholid binti Kholid bin Sa’ad Al-Amawiyah berkata, “Aku beserta ayahku menghadap Rasulullah dan aku memakai baju kurung (gamis) berwarna kuning. Ketika aku bermain-main dengan cincin Rasulullah SAW, ayahku membentakku, tapi Rasulullah berkata, “Biarkanlah dia.” Kemudian beliau pun berkata kepadaku, “Bermainlah sepuas hatimu, Nak!”
Rasulullah senang menyapa anak kecil dengan hangat. Dari Anas, mengatakan, “Rasulullah SAW selalu bergaul dengan kami. Beliau berkata kepada saudara lelakiku yang kecil, “Wahai Abu Umair, mengerjakan apa si Nugair (nama burung kecil).”
Rasulullah SAW sangat berempati kepada anak yang menangis.
Ketika Rasulullah melewati rumah putrinya, Fatimah RA, beliau mendengar Al-Husein sedang menangis, maka beliau berkata kepada Fatimah, “Apakah engkau belum mengerti bahwa menangisnya anak itu menggangguku? Lalu beliau memangku Al-Husein di atas lehernya dan berkata, “Ya Allah, sesungguhnya aku cinta kepadanya, maka cintailah dia.”
3. Waktu yang berkualitas (quality time)
Suatu waktu, Rasulullah SAW melaksanakan sholat, maka Umamah binti Zainab diletakkan di leher beliau.
Ketika beliau sujud, Umamah diletakkannya di lantai, dan ketika berdiri, anak itu diletakkan lagi di leher beliau.