GENMUSLIM.id - Pada prinsipnya gambaran hawa nafsu manusia mempunyai sifat berbeda-beda dalam kesehariannya antara kebaikan dan keburukan yang selalu menyelimuti hampir setiap harinya.
Sifat yang baik biasannya mereka lebih condong ke agama sebagai pelampiasan hidup.
Seakan-akan orang beragama adalah jalan terbaik menuju sang pencipta.
Yang dibumbi berbau ibadah sholat, ngaji Al-Qur’an di masjid. Kalau tidak ke masjid tidak sempurna imannya kira-kira begitu pandangannya.
Sementara orang yang tidak baik malah mayoritas orang tidak pernah ke masjid yang tak ingin mengambil resikonya terhadap sifatnya tidak pantas untuk melakukan ritual di masjid.
Tetapi tidak semua kehidupan diatas mewakili orang-orang sekitar kita yang terbiasa menjalaninya.
Karena sejatinya kita tidak tahu hawa nafsu seseorang secara mendalam yang masih dianggap putih abu-abu kehidupan.
Lantas apakah hawa nafsu menjerusmuskan kita kedalam Api Neraka semata? Lalu gimana sih cara mencegahnya?
Hal inilah menjadi sesuatu kebimbingan seseorang dalam menentukan arah yang benar sesuai nilai-nilai islami.
Namun kita perlu gali terlebih dahulu tentang makna hawa nafsunya agar tidak gagal paham.
Cara mendapatkan informasinya gimana nih? Pertama-pertama kita perlu yang namannya ngaji dulu sebelum kita memahami dasarnya.
Salah satunya pandangan KH Ahmad Bahaudin atau biasa kita kenal Gus Baha mengenai hawa nafsu.