GENMUSLIM.id – Badan PBB untuk pengungsi Palestina, UNRWA, mengungkapkan bahwa sebanyak 800.000 orang telah "terpaksa meninggalkan" kota Rafah di ujung selatan Gaza sejak dimulainya serangan militer Israel awal bulan ini.
Ketua UNRWA, Philippe Lazzarini, menyampaikan pernyataan tersebut pada hari Sabtu (18/05/24) melalui unggahan di media sosial X, menjelaskan skala pengungsian yang terjadi akibat operasi militer Israel di wilayah tersebut.
“Hampir sebagian penduduk Rafah atau 800.000 orang terpaksa mengungsi sejak pasukan Israel memulai operasi militer di wilayah tersebut pada 6 Mei,” ungkap Lazzarini.
Pengungsian massal ini mengikuti perintah evakuasi dari Israel, memaksa warga Gaza untuk melarikan diri ke daerah-daerah seperti Gaza tengah dan Khan Younis.
Di daerah-daerah tersebut, banyak bangunan hancur akibat serangan.
“Setiap kali, mereka terpaksa meninggalkan sedikit harta benda yang mereka miliki... Setiap kali, mereka harus memulai dari awal, dari awal lagi,” tambah Lazzarini, menggambarkan kesulitan yang dihadapi para pengungsi yang harus terus menerus pergi tanpa kepastian.
Serangan darat di Rafah, menurut Israel, dianggap penting dalam upaya mereka melawan militan Palestina, terutama Hamas, yang mereka anggap sebagai benteng terakhir di Gaza.
Sebelum operasi ini dimulai, Israel telah melihat ratusan ribu warga Gaza di bagian timur kota tersebut untuk mengungsi, menyebut operasi tersebut sebagai operasi yang "terbatas".
Meskipun demikian, sekutu terdekat Israel, Amerika Serikat, telah menyuarakan keberatannya terhadap perluasan operasi di Rafah.
Wilayah ini sebelumnya menjadi tempat perlindungan bagi sekitar 1,4 juta warga sipil Palestina. Pada hari Sabtu, Rafah kembali diguncang bentrokan hebat dan pemboman.
Baca Juga: Katakan Tidak Untuk Berita Hoax, PJ Gubernur Agus Fatoni Himbau Wartawan Jangan Memecah Belah
Wartawan AFP melaporkan adanya serangan udara dan tembakan yang menghantam bagian timur kota, dengan pesawat tempur Israel melintasi langit Rafah.
Lazzarini juga menyoroti kondisi yang memprihatinkan yang dihadapi para pengungsi. Mereka terpaksa mengungsi ke daerah-daerah tanpa persediaan udara atau sanitasi yang memadai.