Sahabat Nabi yang paling berperan penting dalam penulisan Al-Quran adalah Zaid bin Tsabit.
Untuk mengurangi kerancuan dalam penulisan Al-Quran Nabi tidak memperbolehkan menulis selain ayat Al-Quran.
Alat yang biasanya digunakan untuk menulis wahyu pada waktu itu masih tergolong sederhana seperti pada ‘usub (pelepah kurma), likhaf (batu halus berwarna putih), riqa’ (kulit), aktaf (tulang unta), dan aqtab(bantalan dari kayu yang biasa dipasang di atas punggung unta).
Setiap Al-Quran yang turun Nabi Muhammad Saw memanggil juru tulis Wahyu lalu memerintahkan sahabatnya agar mencatat dan menempatkan serta mengurutkannya sesuai dengan petunjuk Nabi Muhammad Saw.
Namun pada masa Muhammad Saw Al-Quran belum terhimpun menjadi satu tempat dan belum ditulis di kertas.
Sebelum wafatnya, Nabi Muhammad Saw telah mencocokan ayat Al-Quran yang diturunkan Allah SWT dengan Al-Quran yang dihafal oleh para Hafidz dari ayat ke ayat.***