Pada ujung ayat ini dijelaskan bahwa muara atau tujuan disyariatkan dan diwajibkannya ibadah puasa adalah agar kita menjadi orang yang bertakwa.
Ini kita alami dan rasakan bersama, bagaimana di bulan Ramadhan kita dilatih untuk senantiasa menjalankan perintah Allah dan menjauhi segala yang dilarang-Nya. Sikap dan perilaku inilah yang memang menjadi esensi dari takwa yakni :
امتثال اوامر الله واجتنا ب نواهيه سرا وعلانيه ظاهرا وباطنا
"Mengerjakan segala perintah Allah dan menjauhi LaranganNya, baik dalam suasana sunyi maupun ramai, dalam zahir maupun batin"
Sikap ini Insya Allah telah kita lakukan di bulan Ramadhan, baik ada orang sekitar maupun tidak kita tetap berpuasa dan beramal kebaikan. Tentu sikap ini harus terus kita rawat dan pertahankan dimulai dari bulan Syawal ini.
Bagaimana caranya? Kita harus terus menanamkan kesadaran bahwa apapun yang kita lakukan tidak akan lepas dari pantauan Allah SWT.
Rasulullah SAW bersabda:
ان تعبد الله كانك تراه فان لم تكن تراه فانه يراك
Artinya: "Engkau beribadah kepada Alla seakan-akan engkau melihat-Nya, jika engkau tidak melihat-Nya sesungguhnya Dia pasti melihatmu." (HR Muslim)
Ma'syiral Muslimin Rahimakumullah
Kedua adalah merawat kesucian. Predikat ini secara tersirat dan tersurat telah diungkapkan oleh Rasulullah dalam sebuah haditsnya yang diriwayatkan oleh Imam al-Bukhari yang sangat masyhur:
من صومه رمضان ايمانا واحتسابا غفر له ما تقدم من ذنبه
Artinya :"Barang siapa berpuasa di bulan Ramadhan karena iman dan mengharap dari Allah maka akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu."