وَاِ ذْ قَا لَ مُوْسٰى لِفَتٰٮهُ لَاۤ اَبْرَحُ حَتّٰۤى اَبْلُغَ مَجْمَعَ الْبَحْرَيْنِ اَوْ اَمْضِيَ حُقُبًا
"Dan (ingatlah) ketika Musa berkata kepada pembantunya (Yusya bin Nun), "Aku tidak akan berhenti (berjalan) sebelum sampai ke pertemuan dua laut; atau aku akan berjalan (terus sampai) bertahun-tahun." (QS. Al-Kahf: Ayat 60)
Sebelum Nabi Musa wafat, beliau belum berhasil membebaskan Baitul Maqdis yang dikuasai oleh kaum yang sangat kuat dan membuat Bani Israil ketakutan. Tugas ini diberikan kepada Nabi Yusya untuk dilanjutkan.
Nabi Yusya mengirim dua pengintai untuk mengamati kota tersebut. Pada saat pengintaian keduanya hampir tertangkap. Namun berhasil diselamatkan seorang wanita bernama Rahab.
Wanita tersebut pun bercerita bahwa sebenarnya penduduk Yeriko, yang pada saat itu menguasai Baitul Maqdis, takut kepada Bani Israil karena dianggap memiliki kekuatan ghaib sehingga laut merah pernah terbelah untuk Bani Israil.
Sejak mendengar perkataan Rahab, Bani Israil dan Nabi Yusya pun kembali bersemangat untuk merebut Baitul Maqdis karena semakin yakin bahwa akan datang pertolongan dari kekuatan Allah yang mengusai langit dan bumi.
Kemudian Nabi Yusya mengatur strategi untuk pergerakan merebut Baitul Maqdis. Sebelum sampai ke medan perang Bani Israil harus melewati sungai Yordan dan harus menyelupkan kaki mereka ke dalam sungai.
Tiba-tiba terbukalah jalan kering untuk mempermudah mereka melewati sungai. Persis seperti pada saat Allah SWT menyelematkan Nabi Musa dari kejaran Firaun di laut merah.
Para pemimpin Kan'an yang mendengar hal tersebut ketakutan dan menutup gerbang benteng Yeriko rapat dan dijaga ketat agar Nabi Yusya dan pengikutnya tidak bisa menembusnya.
Para pengikut Nabi Yusya mengelilingi benteng tersebut selama 6 hari, pada hari ketujuh dinding Yeriko runtuh dan mereka bisa masuk ke dalam kota. Mereka menghancurkan kota tersebut kecuali rumah Rahab dan keluarganya.
Nabi Yusya dan pengikutnya harus menuntaskan tugasnya pada hari itu juga karena besoknya adalah hari sabtu. Dimana hari sabtu adalah hari yang Allah larang kepada Bani Israil untuk melakukan aktivitas. Termasuk aktivitas perang dan ibadah.
Maka Nabi Yusya pun berdoa kepada Allah SWT untuk dapat mengendalikan matahari agar hari itu bisa lebih panjang dan beliau bisa menyelesaikan tugasnya.
Nabi Yusya pun berkata kepada matahari,