GENMUSLIM.id – Bagi umat Islam, Lauhul Mahfudz merupakan kata yang tidak asing lagi untuk didengar.
Umumnya orang-orang memahami Lauhul Mahfudz hanya sebagai catatan takdir yang terjadi di alam semesta.
Istilah Lauhul Mahfudz secara harfiah berasal dari kata Arab yaitu "Lauh", yang berarti tulang yang lebar dan dapat ditulisi.
Sedangkan "Mahfudz" sendiri berarti yang terpelihara.
Oleh karena itu, kedua kata tersebut merujuk pada sebuah kitab yang terjaga.
Artinya segala sesuatu yang tertulis di dalamnya tidak akan hilang atau rusak. Lauhul Mahfudz sudah ada sebelum penciptaan alam semesta dan manusia.
Lauhul Mahfudz disebutkan sebanyak 13 kali dalam Al Quran, namun pengertiannya masih bersifat global.
Baca Juga: Nekat Ikut Sayembara, Abu Nawas Malah Bikin Raja Harun Ar Rasyid Jengkel Gegara Cerita Nggak Jelas
Ibnu Qayyim mengatakan bahwa makna ‘Mahfudz’ dibaca dengan jahr, merupakan sifat untuk kata ‘Lauh’.
Lauhul Mahfudz tempat yang terjaga dari tindakan setan untuk menambah atau mengurangi (Al Quran), Sehingga tidak ada iblis yang bisa masuk ke dalamnya.
Menurut Ibnu Katsir, mengatakan bahwa Al Quran berasal dari Lauhul Mahfudz, tempat yang tertinggi dan terjaga dari segala kesalahan.
Lauhul Mahfudz juga diartikan sebagai kitab takdir seluruh umat manusia yang ditetapkan oleh Allah SWT.
Dalam kitab At Tabiyun Nabawi dijelaskan bahwa takdir yang dicatat bisa diubah, sebagaimana firman Allah SWT;
“Allah menghapuskan apa yang Dia kehendaki dan menetapkan (apa yang Dia kehendaki), dan di sisi-Nya-lah terdapat Ummul-Kitab (Lauh mahfuzh).” (Q.S Ar Ra’d: 39)
